Bukittinggi (Humas) – Program Magister Aqidah dan Filsafat Islam (AFI), Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi menggelar Studium Generale bertajuk “Pendidikan Filsafat di Era Digital dan Signifikansinya dalam Merespons Fenomena Sosial Keagamaan” pada Sabtu (03/05/2025).
Kegiatan yang berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting ini menghadirkan Dekan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Rr. Siti Murtiningsih sebagai narasumber utama.
Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FUAD UIN Bukittinggi, Prof. Syafwan Rozi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat datang kepada narasumber, seraya menegaskan bahwa pemilihan tema kali ini sangat relevan dengan kondisi sosial keagamaan saat ini.
“Prof. Siti adalah figur yang sangat tepat untuk mengupas tema ini. Selain itu, kehadiran beliau juga menjadi jembatan awal untuk membangun kolaborasi antara Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN Bukittinggi dengan Fakultas Filsafat UGM, terutama dalam pengembangan tri dharma perguruan tinggi,” bukanya.
Sekretaris Program Studi Magister AFI, Penmardianto, juga menyampaikan bahwa salah satu tanggung jawab akademik program studi adalah merespons isu-isu sosial keagamaan yang berkembang di tengah masyarakat.
“Studium generale merupakan langkah konkret dalam menghadirkan perspektif baru melalui pemikiran para pakar,” ungkapnya. Ia juga mengajak para mahasiswa untuk mengikuti kegiatan ini dengan serius sebagai bagian dari pengayaan akademik.
Dok : Prof. Siti Murtiningsih Dekan Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta saat pemaparan materi
Dalam paparannya, Prof. Siti Murtiningsih menggarisbawahi bahwa filsafat bukan sekadar pilihan intelektual, melainkan kebutuhan yang esensial bagi kemanusiaan. “Di tengah carut marut era digital yang penuh polarisasi makna dan identitas, pendidikan filsafat menjadi jalan penting untuk membentuk kesadaran intelektual dan memahami realitas secara lebih dalam,” ujarnya.
Ia menegaskan, filsafat memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran kritis dan menjadikan pendidikan sebagai jalan untuk membebaskan manusia dari belenggu determinisme. Karena itu, pendidikan tidak boleh semata-mata berfokus pada aspek teknis, melainkan juga harus mampu membentuk individu yang merdeka dalam berpikir dan bertindak.
Acara yang dipandu oleh dosen AFI, Khairul Amin, berlangsung hangat dan interaktif. Sejumlah peserta aktif mengajukan pertanyaan. Sebagai penutup, Wakil Dekan I FUAD, Zulfan Taufik, turut menyampaikan apresiasi kepada narasumber dan menegaskan kembali pentingnya menjalin kerja sama antarperguruan tinggi dalam dalam merespons dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan global saat ini.
“Ambillah pendidikan filsafat, karena ilmu ini adalah kebutuhan mendasar bagi kemanusiaan, bukan sekadar pilihan intelektual,” ajak Prof. Siti di akhir sesi. (*Humas UIN Bukittinggi/WA)
*Kontributor : Penmardianto