Mahasiswa Ilmu Hadis UIN Bukittinggi Tampil di Forum Riset Internasional Bersama UTM Malaysia

Bukittinggi (Humas) – Fenomena krisis integritas dalam tubuh lembaga peradilan Indonesia menjadi sorotan tajam dalam International Research Forum yang mempertemukan Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Senin (05/05/2025).

Hafisto Yudistira, mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah UIN Bukittinggi, tampil sebagai salah satu presenter dalam forum yang berlangsung di Gedung S, Kampus II UIN Bukittinggi.

Ia membawakan presentasi berjudul “Krisis Amanah di Tubuh Keadilan: QS. Al-Ahzab:72 atas Korupsi Hakim”, sebuah kajian kritis terhadap praktik suap dan penyalahgunaan wewenang di kalangan aparat penegak hukum.

Melalui pendekatan tafsir terhadap Al-Qur’an, khususnya QS. Al-Ahzab ayat 72, Hafisto mengkritisi maraknya praktik suap dan penyalahgunaan wewenang yang terjadi di kalangan hakim Indonesia, serta lemahnya nilai amanah menjadi akar runtuhnya kepercayaan publik terhadap Lembaga peradilan.

“Keserakahan dan ketiadaan amanah telah menyebabkan korupsi di tubuh keadilan, terutama di kalangan hakim, semakin sistemik. Akibatnya, masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap integritas hakim,” tegas Hafisto.

Ia juga menambahkan bahwa Al-Qur’an telah memberikan prinsip-prinsip dasar mengenai siapa yang layak memegang amanah dan bagaimana keadilan ditegakkan.

“Jika ayat ini diabaikan, maka kerusakan akan terus menggerogoti sistem peradilan dari dalam. Al-Qur’an tidak hanya memberi pedoman moral, tapi juga struktur etika bagi penegak hukum,” jelasnya.

Forum Internasional ini menjadi bagian dari rangkaian kerja sama strategis antara UIN Bukittinggi dan UTM Malaysia dalam memperkuat budaya riset dan pengembangan akademik lintas negara. Kegiatan ini dihadiri Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Silfia Hanani, Wakil Rektor III Edi Rosman, Kepala International Office Irwandi, serta jajaran dosen dan mahasiswa dari kedua universitas.

Dalam sambutannya, Rektor mengapresiasi keterlibatan aktif mahasiswa dalam forum ilmiah internasional yang mampu menjembatani nilai keislaman dengan problematika global.

“Kolaborasi riset lintas negara membuka ruang lahirnya solusi berbasis nilai. Ketika mahasiswa mampu membawa isu etika yang bersifat Qur’ani ke tengah forum internasional, di situlah wajah Islam dan akademik menunjukkan relevansinya,” pungkas Prof. Silfia. (*Humas UIN Bukittinggi/WA)

*Kontributor : Ilham Mustafa

Aksesibilitas