Dosen PBI IAIN Bukittinggi Bahas Dimensi Tauhid dalam Keindahan Bahasa Al-Qur’an

Irwandi Nashir sampaikan makalah pada milad ke 58 FAHUM UIN Imam Bonjol, Senin (1/3/’21).

Panitia Milad  Fakultas Adab dan Humaniora  (FAHUM) Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang ke 58 mengundang salah seorang dosen jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) FTIK-IAIN Bukittinggi, Irwandi Nashir sebagai pembahas pada peluncuran buku-buku  karya Dr. Syofyan Hadi, dosen jurusan Sastra Arab UIN Imam Bonjol, secara online, Senin, (1/3/21). Diundangnya Irwandi Nashir pada acara khusus itu, selain seorang akademisi, juga tak lepas dari kiprahnya selama ini sebagai penggiat dakwah di Sumatera Barat.

            Dalam sambutannya, Dekan FAHUM,UIN Imam Bonjol, Dr. Yufni Faisol, mengapresiasi kesediaan Irwandi Nashir  untuk membahas buku-buku karya Dr. Syofyan Hadi. Ditambahkannya, Irwandi Nashir juga pernah mengabdi menjadi staf pengajar  di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris yang ketika itu masih di bawah Fakultas Adab, IAIN Imam Bonjol sebelum mengabdi di IAIN Bukittinggi.

Dalam paparannya, Irwandi Nashir mengemukakan bahwa sebanyak 892 tulisan karya Dr. Syofyan Hadi yang tersebar dalam empat buku, yaitu Makna dan Mabna: Risalah Stilistika Al-Qur’an, Keserasian Makna dalam Ragam Gaya, Kilauan Hikmah dibalik Diksi dan Narasi, dan Permata Semantik di Samudra Stilistik, dapat dikerucutkan kepada satu tema, yaitu pendidikan tauhid.

Dikatakannya, dalam konteks tauhid sebahagian besar surat-surat dalam al-Qur’an dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian. “Ketika al-Qur’an berbicara tentang Dzat Allah, Asma’dan SifatNya, maka itu adalah tauhid Al-‘Ilmi Al-Khabari atau tauhid dalam bentuk ilmu dan pemberitaan”, jelasnya. Ditambahkannya, ketika bertemu dengan ayat-ayat perintah dan larangan, maka itu merupakan Hak-Hak Tauhid dan Penyempurnaannya. Saat al-Qur’an memberitakan kemuliaan yang diperoleh oleh orang yang bertauhid, maka itu disebut balasan atas aqidah tauhid yang dimiliki seseorang. “Ketika al-Qur’an memberitakan hukuman bagi ahli syirik, maka itu adalah tentang ganjaran atas orang yang keluar dari aqidah tauhid.,” terangnya. “Karenanya, dalam konteks pendidikan tauhid, seluruh tulisan Dr. Syofyan Hadi di dalam buku-bukunya itu dapat diklasifikasikan sesuai empat klasifikasi itu, imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, dirinya juga turut mengapresiasi karya dosen sastra Arab dan juga seorang da’i itu karena berhasil menyebarkan pengetahuan yang selama ini hanya dinikmati oleh segilintir orang saja.”Buku-buku Dr. Syofyan ini berhasil menyingkap pengetahuan yang sebelumnya hanya diketahui oleh mereka yang menekuni bahasa Arab, namun kini dapat diketahui masyarakat luas”, ujar pengasuh kajian tauhid di radio Safasindo FM kota Payakumbuh itu.  [humas]

Aksesibilitas