Dosen IAIN Bukittinggi Pelopori Kegiatan GM3 untuk Guru Madrasah

Photo: Humas
Photo: Istimewa

Sebagai upaya  mengasah keterampilan para guru madrasah menulis artikel ilmiah,                     Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) , IAIN Bukittinggi, H. Irwandi Nashir, pelopori gerakan dengan nama  Guru Membaca, Guru Mengajar, dan Guru Menulis yang disingkat GM3. Sebagai tahap awal, kegiatan ini dimulai dengan memberikan Pelatihan Menulis Artikel Karya Ilmiah untuk para guru  MTsN dan MAN di Kabupaten Lima Puluh Kota, Minggu, 28/2/’21.  Gerakan GM3 ini menggandeng Komunitas Penggiat Literasi Kabupaten Lima Puluh Kota yang langsung dibina oleh Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota.

   Menurut Irwandi Nashir, kegiatan GM3 ini dilatarbelakangi fakta bahwa menulis artikel ilmiah masih menjadi momok bagi sebahagian besar guru. “Padahal persoalan ini dapat diatasi dengan memberikan pelatihan dan pendampingan berkelanjutan untuk guru dalam menghasilkan karya tulis”, jelasnya.

Dikatakannya, untuk menulis perlu hanya pembiasaan dan manajemen diri, sebab guru telah punya modal intelektual dan   pengalaman mengajar. Bahkan, dari pengalaman mengajar itu, guru bisa menemukan masalah dan mencari  solusinya. Kegiatan menemukan masalah dan mencari solusi sesungguhnya adalah kegiatan penelitian itu sendiri. “Guru mesti menggeser paradigma dari guru sebagai pengajar ke guru sebagai peneliti”, jelasnya.

Dijelaskannya,  guru sebagai peneliti sejak awal perencanaan mengajar telah punya sebuah kesadaran bahwa ia ke kelas bukan sekedar mengajar, tetapi sekaligus meneliti. Metode dan siklus mengajar  yang dituliskan  di rencana pembelajaran itu benar-benar diimplementasikan. Guru peneliti juga mengobservasi kegiatan siswa di dalam kelas, mengevaluasi respon siswa,  dan melakukan refleksi setelah menerapkan metode mengajar yang direncakan sebelumnya. Jadi sambil menyelam, minum air. Tugas mengajar tetap dilaksanakan dan pada saat yang sama aktivitas meneliti juga bisa dilakukan.  “Menumbuhkan kesadaran sebagai guru peneliti itu yang penting. Kalau kesadaran seperti ini kuat, maka membuat penelitian tindakan kelas bukan sesuatu yang berat bagi guru”, jelasnya. (Humas IAIN Bukittinggi)

Aksesibilitas