Bukittinggi (Humas) — Tracer study merupakan salah satu syarat kelengkapan akreditasi perguruan tinggi. Tracer studi adalah penelitian atau studi pelacakan terhadap aktivitas alumni, seperti pencarian kerja, situasi kerja, dan pemamfaatan kopetensi yang diperoleh selama kuliah.
Untuk medalami sistem dan proses tracer study ini, UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi melalui UPT Pengembangan Karier menggelar workshop “ Penguatan Kerjasama Alumni dan Stakeholder Melalui Tracer Study Untuk Meningkatkan Akreditasi dan Kualitas Study” yang dilaksanakan selama dua hari, tanggal 23 – 24 Oktober 2024 di Aula lantai 3 Rektorat UIN Bukittinggi.
Acara workshop ini secara langsung dibuka oleh Rektor UIN bukittinggi, Prof. Silfia Hanani dan dihadiri oleh semua Kepala Program Studi (KaProdi) pada setiap fakultas di UIN Bukittinggi. UPT Pengembangan Karier menghadirkan dua narasumber yang berpengalaman di bidang tracer study. Narasumber tersebut adalah Dr. Ade Solihat,S.S., M.A yang menjabat Kasubdit Tracer Study & Pendataan AlumniUniversitas Indonesia (UI) Jakarta, dan Dr. As’ari,SS.,M.Si yang menjabat Kepala Pusat Pengembangan Karier UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Dalam pembukaan workshop tracer study ini, Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Silfia Hanani menyampaikan kepada kepala UPT Pengembangan Karier, Sandra Dewi dan seluruh KaProdi untuk bersungguh-sungguh dan mengambil banyak pelajaran dari workshop yang digelar ini. “ Workshop ini harus menghasilkan suatu yang bernilai lebih untuk kita ambil. Setelah workshop ini selesai nanti, kami harap semua prodi membuat suatu buku pedoman agar kita bisa bekerja secara optimal dan terukur, mari kita tingkatkan terus prestasi UIN Bukittinggi ini dan kita pertahankan hasil Unggul yang telah kita peroleh, “ seru Rektor.
Dok. Pembukaan Workshop Tracer Study oleh Rektor, Prof. Silfia Hanani
Pada hari petama workshop, Dr. Ade Solihat,S.S., M.A yang menjadi narasumber memaparkan materi tentang “ Tracer Study untuk Peningkatan Program Studi di Universitas Indonesia (UI) “. Dr. Ade membagikan pengalaman tentang tracer studi yang telah dilakukan oleh Universitas Indonesia (UI). “ Universitas Indonesia memiliki beberapa urgensi pada tracer study, seperti Pendidikan telah menjadi sektor industri, sehingga kompetisi antara Perguruan Tinggi Nasional, Regional dan Internasional akan menjadi kendala pada proses tracer study. Selain itu, tantangan global dalam dunia kerja serta tingkat pengangguran juga menjadi factor kendala dalam proses tracer study yang dilaksanakan oleh UI, untuk itu, kami disini akan berbagi pengalaman dan Teknik tracer study yang bisa jadi pedoman bagi UIN Bukittinggi,” ungkap Ade Solihat.
Dok. Narasumber Workshop Tracer Study, Dr. Ade Solihat,S.S., M.A
Kesempatan hari kedua workshop, Dr. As’ari,SS.,M.Si yang menjadi narasumber juga menyampaikan materi nya tentang bagaimana proses tracer study dilaksanakan di UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.” Tracer study yang telah kami lakukan di banten mendapatkan data bahwa, sebagian besar alumni perguruan tinggi lebih memilih untuk menjadi guru dan tenaga pendidik lainnya, sedangkan setiap prodi di perguruan tinggi menginginkan para alumni untuk memilih pekerjaan dengan memamfaatkan kopetensi yang didapat pada waktu kuliah. Sebagai perguruan tinggi, kita harus memperkuat kerjasama antar alumni dan stakeholder yang ada, sehingga proses tracer study bisa terlaksana dan tercapai sesuai apa yang diharapkan oleh perguruan tinggi, “ jelas As’ari
Dok. Penyampaian Materi Workshop Tracer Study oleh Narasumber, Dr. As’ari,SS.,M.Si
Dengan adanya workshop tracer study ini, diharapkan akan memudahkan UIN Bukittinggi dalam menampung setiap informasi lulusan dalam membantu pembangunan negeri yang sesuai dengan jurusan yang ditempuh semasa kuliah, menjadikan para mahasiswanya kompeten sesuai dengan bidang studi yang diambil sehingga bisa berguna di dunia kerja, serta menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh kampus UIN Bukittinggi ke depannya. (*Humas UIN Bukittinggi/Hadi)