UIN Bukittinggi Terima Kunjungan PSGA UIN Jakarta

Bukittinggi (Humas) – Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan kunjungan silaturahmi sekaligus studi banding ke PSGA UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Rabu (24/9/2025).

Rombongan UIN Jakarta yang dipimpin langsung oleh Ketua PSGA, Wiwi Siti Sajaroh, disambut hangat oleh Ketua PSGA UIN Bukittinggi, Linda Yarni, beserta tim di Aula Rektorat lantai 3 UIN Bukittinggi.

Dalam kunjungan ini, kedua belah pihak membahas berbagai isu strategis terkait penguatan perspektif gender dalam kajian keilmuan dan pengabdian masyarakat.

Salah satu fokus utama adalah mendalami makna serta peran Bundo Kanduang dalam tradisi Minangkabau yang dipandang sebagai representasi penting dari kepemimpinan perempuan berbasis budaya lokal.

“Bundo Kanduang bukan hanya simbol, melainkan pilar peradaban Minangkabau yang menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran sentral dalam menjaga nilai, adat, dan pendidikan anak bangsa,” ujar Linda Yarni.

Diskusi juga menyinggung keberadaan jurnal ilmiah milik UIN Bukittinggi, Humanisma: Journal of Gender Studies terbitan UIN Bukittinggi, dengan capaian akreditasi SINTA 2, hadir sebagai pemikat yang semakin menarik minat PSGA UIN Jakarta dalam menggali peluang studi banding dan kerja sama riset.

“Pencapaian UIN Bukittinggi dengan jurnal Humanisma tentu menjadi inspirasi bagi kami. Ini bukti nyata bahwa isu-isu gender dapat dikaji secara serius dalam ranah ilmiah dan diakui di tingkat nasional, bahkan berpeluang menembus kancah internasional,” ungkap Wiwi.

Ia menambahkan, kunjungan ini bukan hanya sebatas silaturahmi, tetapi juga sebagai upaya membangun jejaring akademik antar-PSGA. “Kami ingin memperkuat sinergi dalam penelitian, publikasi, serta program-program pemberdayaan masyarakat yang responsif gender,” jelasnya.

Sementara itu, Linda Yarni menegaskan bahwa kolaborasi dengan PSGA UIN Jakarta akan membuka ruang yang lebih luas bagi pertukaran gagasan, pengembangan riset bersama, serta penguatan peran PSGA dalam mendukung visi kampus yang inklusif.

Dalam diskusi, kedua belah pihak juga menyoroti isu pencegahan kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi. Linda Yarni menekankan bahwa PSGA UIN Bukittinggi sejak awal berkomitmen menghadirkan ruang akademik yang aman dan berkeadilan.

Dok: PSGA UIN Bukittinggi dan PSGA UIN Jakarta dengan gesture ‘Stop Kekerasan Seksual’  Rabu (24/9/2025)

“Perspektif gender yang kita bangun tidak boleh hanya berhenti pada teori, tetapi juga harus menghadirkan perlindungan nyata bagi civitas akademika dari segala bentuk kekerasan seksual baik verbal maupun non verbal,” ujarnya.

“Silaturahmi ini adalah pintu awal. Harapannya, kami bisa bersama-sama melahirkan penelitian yang berdampak, memperluas penerbitan jurnal, serta merumuskan model pemberdayaan berbasis gender yang khas Indonesia, dengan tetap menghargai kearifan lokal dengan tidak mengesampingkan hak-hak gender,” tutup Linda. (Humas UIN Bukittinggi/WA)

Aksesibilitas