Bukittinggi (Humas) — Di tengah kepungan duka bencana alam yang melanda Sumatera Barat, Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi resmi memberangkatkan tim relawan kemanusiaan yang terdiri dari mahasiswa menuju wilayah terdampak bencana alam di Malalo pada Rabu (03/12/2025).
Pelepasan tim relawan dilaksanakan di depan Gedung Rektorat Kampus II. Kegiatan ini merupakan manifestasi nyata dan wujud respons cepat institusi pendidikan tinggi terhadap dampak bencana alam yang melanda Sumatera di tengah krisis yang melanda Ranah Minang.
Tim yang diterjunkan ke Malalo merupakan gabungan solid dari organisasi mahasiswa yang memiliki kemampuan lapangan. Mereka terdiri dari Ormawa Rescue, Resimen Mahasiswa (Menwa), Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala), dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas.
Mereka akan bertugas memberikan dukungan di lapangan, meliputi:
- Evakuasi dan distribusi logistik.
- Pemetaan kebutuhan mendesak bagi korban.
- Pemberian layanan psikososial tahap awal.
Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Silfia Hanani, hadir memimpin langsung pelepasan tersebut, memberikan pesan bahwa peran perguruan tinggi tidak boleh berhenti di batas akademik.
“Perguruan tinggi adalah tempat menempa karakter. Mahasiswa sekalian membawa nama kampus untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang diuji. Kemampuan akademik harus berjalan seiring dengan kepekaan sosial,” ujar Prof. Silfia.
Perwakilan mahasiswa relawan khususnya Rescue telah mendapatkan pembekalan dasar penanganan kebencanaan, termasuk teknik evakuasi, manajemen posko, dan komunikasi lapangan. Hal ini penting mengingat medan di Malalo dan kondisi akses jalan yang masih terputus.
Relawan kampus akan ditempatkan di beberapa titik prioritas yang memerlukan tambahan tenaga untuk evakuasi, dapur umum, serta pendampingan masyarakat.
“Kami bangga, tetapi ingatlah selalu, tugas saudara adalah mulia, namun keselamatan dan kesehatan diri adalah yang utama,” pesan Rektor.
Langkah cepat dan mandiri UIN Bukittinggi ini merupakan bentuk tanggung jawab institusional terhadap masyarakat. Melalui langkah ini, kampus memposisikan peran sebagai simpul kekuatan yang memanfaatkan potensi intelektual dan aksi nyata mahasiswa untuk tujuan kemanusiaan, mempertajam citra perguruan tinggi yang selalu hadir saat dibutuhkan.
Rektor menegaskan bahwa misi kemanusiaan ini bukan hanya tentang hadir di tengah bencana, tetapi juga tentang belajar memahami realitas sosial yang sesungguhnya. Menurutnya, pengalaman lapangan akan menjadi proses pembentukan karakter yang tidak akan ditemukan di ruang kelas.
“Berangkatlah dengan hati yang Ikhlas dan semangat untuk membantu. Jaga diri baik-baik, karena kampus menanti sauadara pulang dengan selamat. Setiap Tindakan yang saudara berikan di lokasi bencana adalah wujud cinta kita untuk Sumatera Barat,” tutup Rektor. (*Humas UIN Bukittinggi/WA)
