Bukittinggi (Humas) —Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi mengadakan rapat persamaan persepsi untuk pembentukan program studi (prodi) baru di Aula Rektorat Lantai 3, Senin (14/10). Rapat ini dihadiri oleh Rektor, Prof. Silfia Hanani, yang sekaligus membuka acara, didampingi oleh Wakil Rektor I, Dr. Afrinaldi. Acara ini juga dihadiri oleh para Dekan dan Wakil Dekan, Direktur dan Wakil Direktur Program Pascasarjana, serta Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Dr. Iswantir M.
Dalam sambutannya, Prof. Silfia Hanani menyampaikan pentingnya persamaan persepsi dalam mempersiapkan pembukaan prodi baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan keilmuan. “Pembentukan program studi baru ini harus menjadi jawaban atas tantangan zaman, sekaligus memperkuat visi dan misi UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi sebagai kampus yang unggul dan kompetitif di tingkat Nasional, taraf Asia dan pemantapan menuju Internasional,” ujar Rektor.
Wakil Rektor I, Dr. Afrinaldi, menambahkan bahwa proses pembentukan prodi baru ini memerlukan kesepahaman bersama dari seluruh pihak yang terlibat. “Kerja sama dan keselarasan langkah sangat dibutuhkan dalam mewujudkan prodi baru yang tidak hanya memenuhi standar akreditasi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kontribusi terhadap masyarakat luas,” jelas Dr. Afrinaldi.
Dok: Kegiatan Rapat Persamaan Persepsi Pembukaan Prodi Baru UIN Bukittinggi
Rapat ini berlangsung dengan diskusi aktif antara para peserta, termasuk masukan dan pandangan dari Ketua LPM, para Dekan, Direktur, serta Wakil Direktur Pascasarjana. Beberapa poin penting yang dibahas antara lain terkait dengan kurikulum, kebutuhan sumber daya manusia, dan langkah-langkah strategis untuk memenuhi persyaratan akreditasi prodi baru.
Diskusi mengerucut bahwa prodi baru yang akan dibentuk harus memiliki spektrum keilmuan yang luas, yang memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan berbagai kompetensi. “Prodi baru ini hendaknya tidak hanya bersifat spesifik dalam satu bidang, tetapi juga mampu merangkul berbagai disiplin ilmu yang relevan, sehingga para lulusan nantinya memiliki fleksibilitas dan daya saing yang tinggi di pasar kerja,” ungkap Dr. Iswantir.
Hal ini senada dengan ide dari peserta rapat yang hadir pada kesempatan tersebut. Pendekatan multidisiplin ini akan menjadi nilai tambah bagi prodi baru dalam menghadapi perkembangan global dan dinamika industry di pasar kerja pada masa-masa mendatang. (*Humas UIN Bukittinggi/WA)