UIN Bukittinggi Gelar Konferensi Internasional Harmoni Kearifan Lokal dan Dialog Global

Bukittinggi (Humas) – Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi sukses menggelar International Conference on Religion and Local Wisdom secara daring pada 14–15 November 2024.

Dengan tema “Bridging Beliefs: Local Practices and Global Dialogues,” konferensi ini menghadirkan akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara untuk mendiskusikan peran kearifan lokal dalam menjawab tantangan global.

Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Silfia Hanani, dalam sambutannya menekankan pentingnya dialog lintas budaya dan agama untuk menciptakan harmoni dunia. “Dengan berbagi nilai-nilai lokal, kita memperkaya percakapan global untuk memperkuat hubungan antarbudaya dan agama di berbagai penjuru dunia,” ujarnya.

Konferensi ini diselenggarakan atas kerja sama FUAD dengan Pusat Studi AKAL dan Rumah Jurnal UIN Bukittinggi.

Sesi plenari hari pertama menampilkan pemaparan menarik dari tokoh-tokoh dunia. Prof. Najib Burhani dari BRIN membuka sesi dengan membahas peran media dalam mempertemukan praktik lokal dan gerakan global. Prof. Yusuf Liu Bou Jun dari Tiongkok mengulas interaksi budaya Islam Cina dan Nusantara, sementara Dr. Jonathan D. Smith dari Inggris mengupas kaitan agama, kearifan lokal, dan krisis ekologi global. Dr. Alwi Saqaf Alaidroos dari Yaman memaparkan studi kasus nilai-nilai Islam dalam kebijakan lokal di Hadramout.

Dosen pembicara dari UIN Bukittinggi juga menjadi sorotan. Dr. Gazali membawakan presentasi berjudul “Expressions of Islamic Mysticism in Contemporary Indonesian Society”, yang menggambarkan bagaimana tasawuf telah mengakar dalam budaya lokal Indonesia dan terus memberikan dampak besar dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat.

Sementara itu, Dr. M. Taufiq menyampaikan paparan bertajuk “The Dialogue between Local Wisdom and the Quran: Implementation in the Lives of Indigenous Communities in Indonesia”. Beliau menekankan bagaimana nilai-nilai Al-Qur’an dipadukan dengan kearifan lokal dapat memperkuat kehidupan komunitas adat dalam praktik sehari-hari.

Dok: The 1st International Conference on Religion and Local Wisdom UIN Bukittinggi

Sebanyak 30 pembicara turut tampil dalam enam sesi paralel pada hari kedua, membahas topik-topik seperti moderasi agama hingga ekspresi gender dalam konteks lokal. Ketua Panitia, Dr. Zulfan Taufik, mengungkapkan bahwa konferensi ini mampu memperkaya diskursus internasional tentang agama dan budaya.

“Kami berharap kegiatan ini memperkuat hubungan antara pengetahuan lokal dan global, mendorong terciptanya dunia yang lebih inklusif dan harmonis,” imbuh Zulfan.

Acara ini diikuti lebih dari 400 peserta dari berbagai negara yang aktif berdiskusi secara interaktif. Dekan FUAD, Prof. Syafwan Rozi, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta. “Konferensi ini menjadi bukti bahwa kearifan lokal memiliki peran penting dalam dialog global,” ungkapnya.

Konferensi ini tidak hanya menjadi wadah ilmiah, tetapi juga upaya strategis UIN Bukittinggi untuk menunjukkan kiprahnya di kancah internasional dalam menghubungkan tradisi lokal dan pemikiran global untuk memperkaya harmoni lintas budaya dan agama. (*Humas UIN Bukittinggi/WA)

Aksesibilitas