BUKITTINGGI-Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech Mhd. Djamil Djambek Bukittinggi gandeng dua institusi sosial bereputasi di Malaysia untuk penguatan riset dan pengabdian masyarakat berkolaborasi internasional, serta rekrutmen mahasiswa asing. Kedua institusi sosial itu adalah Majelis Bekas Wakil rakyat Malaysia (MUBARAK) dan Persatuan Alumni Perguruan Tinggi Indonesia (PAPTI). PAPTI adalah satu-satunya organisasi di Malaysia yang menaungi mahasiswa yang belajar di Indonesia. Kerjasama UIN Bukittinggi dengan kedua lembaga itu ditandatangani di Bukittinggi, Rabu (30/10/2024). Hadir dalam acara itu Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Dr. Silfia Hanani, dan pemimpin kedua institusi.
Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Silfia Hanani, menyampaikan kerjasama dengan UIN Bukittinggi memiliki makna dan nilai strategis. “Sebagai sebuah Universitas Islam yang telah meraih prediket unggul untuk akredetasi nasional dan berada di Ranah Minang, UIN Bukittinggi menjadi mitra yang tepat untuk bekerjasama dengan MUBARAK dalam pengkajian Islam dan budaya serumpun Melayu, kepemimpinan, dan ideologi kedua negara” jelasnya.
Dok. Presiden MUBARAK, Tan Sri Dato’ Dr.Abdul Aziz bin Abdul Rahman (tengah) dan Presiden PAPTI Dato’ Hj. Abdul Latiff bin Hj. Awang (kiri).
Presiden MUBARAK, Tan Sri Dato’ Sri Dr. Abdul Aziz bin Abdul Rahman, menyebut UIN Bukittinggi dan MUBARAK memiliki kesamaan pandangan tentang perlunya penguatan pemahaman terhadap ideologi kedua negara. “Dalam merumuskan rukun negara, Malaysia belajar dari Indonesia yang telah dulu memiliki Pancasila,” ujarnya. Abdul Aziz mengemukakan setahun selepas kerusuhan ras tahun 1969, pada tahun 1970 Malaysia menetapkan ideologi negara yang dituangkan dalam lima rukun negara,yaitu kepercayaan kepada Tuhan, Kepercayaan Kepada Tuhan, Kesetiaan Kepada Raja dan Negara, Keluhuran Perlembagaan, Kedaulatan Undang-undang, dan Kesopanan dan Kesusilaan. “Kelima prinsip rukun negara ini juga tidak terlepas dari inspirasi dari Pancasila yang dimiliki Indonesi,”akunya. “Kajian perbandingan dan upaya penguatan ideologi untuk kedua negara ini sangat perlu terus dilakukan dengan sistematis dan berkelanjutan,” ajaknya.
Selain itu, UIN Bukittinggi juga bekerjasama dengan PAPTI yang telah berdiri sejak era 1970-an. Presiden PAPTI Dato’ Hj. Abdul Latiff bin Hj. Awang menyambut baik kerjasama deng UIN Bukittinggi terutama untuk penerimaan calon mahasiswa asal Malaysia. Menurutnya, belajar di UIN Bukittinggi bagi mahasiswa Malaysia memiliki banyak nilai tambah. Selain pengakuan kerajaan Malaysia atas akredetasi UIN Bukittinggi, mahasiswa Malaysia dapat langsung belajar budaya langsung di negeri Minangkabau. (*Humas UIN Bukittingi)
*Kontributor: Dr. Irwandi