UIN Bukittinggi dan Komisi Penyiaran Indonesia Jalin Kerja Sama

Bukittinggi (Humas) Dalam upaya meningkatkan kualitas program siaran televisi yang bertemakan wisata dan budaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi resmi menjalin kerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat dan KPID Sumatera Barat. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang berlangsung di ruang cinema lantai 3 Gedung S, Senin (21/10/2024).

Acara yang dihadiri oleh puluhan mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam ini menjadi ajang diseminasi Indeks Kualitas Program Siaran Televisi (IKPSTV) Kategori Program Siaran Wisata dan Budaya.

Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Silfia Hanani, dalam sambutannya menyambut baik kerja sama ini dan berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan industri penyiaran di Indonesia.

“Melalui MoU ini, kami berharap dapat bersinergi dengan KPI dalam menghasilkan program-program siaran yang berkualitas dan bernilai edukasi, khususnya yang berkaitan dengan wisata dan budaya,” ujar Prof. Silfia.

“Harapan kita bersama agar KPI sering melakukan kunjungan dan diseminasi, karena prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Bukittinggi merupakan program studi unggulan. Transfer ilmu pengetahuan dari praktisi-praktisi pada bidang yang relevan sangat dibutuhkan untuk memperkaya ilmu dan skill mahasiswa,” tambah Rektor.

Dok : Foto Bersama Kegiatan Diseminasi IKPSTV UIN Bukittinggi dengan Komisioner KPI Pusat

Penandatanganan MoU antara UIN Bukittinggi dengan KPI Pusat, serta antara Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah dengan KPID Sumatera Barat, menjadi momen penting pada kegiatan tersebut. Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong terciptanya riset-riset yang relevan dengan perkembangan industri penyiaran, serta pengembangan sumber daya manusia yang kompeten di bidang komunikasi.

Komisioner KPI Pusat, Mimah Susanti, mengungkapkan bahwa kerja sama ini sejalan dengan visi KPI dalam mewujudkan penyiaran yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat. “Kami yakin kerja sama ini akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas program siaran televisi, khususnya di wilayah Sumatera Barat,” ucapnya.

Selain penandatanganan MoU, acara ini juga diisi dengan berbagai paparan menarik dari para narasumber. Amin Shabana dari KPI Pusat memaparkan hasil riset IKPSTV yang menunjukkan bahwa program siaran wisata dan budaya masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Sementara itu, Yuliandre Darwis yang senada dengan Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Prof. Syafwan Rozi, menekankan pentingnya mengangkat nilai-nilai budaya dalam program siaran televisi.

“Melalui program siaran yang berkualitas, kita dapat memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat luas, baik di dalam maupun di luar negeri,” ujar Yuliandre.

“Indonesia, khususnya Sumatera Barat tidak kekurangan tempat wisata yang indah, hanya saja mungkin belum terekspos secara tepat dan cermat, di sini mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam bisa sangat berperan untuk mengenalkannya kepada masyarakat luas,” katanya.

Tren K-Pop yang mendunia barangkali bisa dijadikan acuan, bagaimana sebuah budaya bisa berkembang pesat jika diperkenalkan dan diviralkan secara massif. Tak terkecuali budaya-budaya lokal yang ada di Indonesia, maupun Sumbar secara khusus.

Semua Narasumber berpendapat bahwa program siaran wisata dan budaya memiliki peran penting dalam menjaga identitas dan karakter budaya bangsa. Dengan menonton program-program tersebut, masyarakat dapat lebih memahami nilai-nilai luhur budaya bangsa dan terhindar dari pengaruh budaya asing yang negatif. (*Humas UIN Bukittinggi/WA)

Aksesibilitas