Bukittinggi (Humas) – Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi kembali membuktikan kualitasnya di tingkat internasional. Dua dosen dan empat mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) resmi dilepas ke Kuala Lumpur untuk terlibat langsung dalam penelitian kolaboratif tiga negara, pada Senin (08/12/2025).
Keberangkatan ini merupakan tindak lanjut dari diterimanya proposal riset dalam skema bergengsi Malaysia International Enrichment Matching Fund (MIEMF). Capaian ini dikukuhkan melalui surat kelulusan hibah penelitian dari Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia, yang diterima pada 21 Juli 2025 bernomor JPT(BEM)1000/016/018/02.Jld.5(64).
Tim inti yang membawa nama Indonesia dan UIN Bukittinggi dalam proyek besar ini adalah Supratman Zakir (Ketua Tim) dan Gusnita Darmawati, serta didampingi empat mahasiswa yakni Ghazia Atiqah Izzati Masyerli, Sayyid Barqi Almukarrom Ramadhan, Dimas Putra Priyanto, dan M. Anis Muharram.
Riset yang bertajuk “Guardian of Tomorrow: Ethical AI and Cross-Cultural Leadership” ini menyentuh isu krusial tentang bagaimana memastikan pengembangan Kecerdasan Buatan (AI) berjalan beriringan dengan nilai-nilai etika dan bagaimana kepemimpinan dapat beradaptasi dalam era digital yang multikultural.
Proyek ini menjadi platform kolaborasi tiga institusi akademik dari Asia Tenggara dan Asia Selatan:
1. Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia
2. UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Indonesia
3. J.P. College of Engineering, Tamil Nadu, India
Riset ini telah berlangsung secara hybrid sejak 1 Oktober 2025. Tim UIN Bukittinggi dijadwalkan berada di Kuala Lumpur tanggal 9 Desember 2025 untuk sesi tatap muka dan diskusi mendalam.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan, Afrinaldi, memberikan apresiasi tinggi kepada delegasi, hal ini menegaskan komitmen institusi pada percepatan internasionalisasi. “UIN Bukittinggi memberikan ruang seluas-luasnya bagi dosen dan mahasiswa untuk berkolaborasi dalam pelaksanaan Tridarma, baik nasional maupun internasional,” ujarnya.
Supratman, selaku Ketua Tim Peneliti, mengungkapkan pentingnya peran UIN Bukittinggi dalam proyek ini. “Kami membawa perspektif keilmuan PTIK dan nilai-nilai lokal Indonesia ke meja diskusi AI global. Ini adalah kesempatan emas bagi mahasiswa kita untuk terlibat langsung dalam tantangan riset yang sangat relevan dengan masa depan peradaban. Kami siap memberikan kontribusi terbaik,” ujar Supratman sebelum bertolak ke Malaysia.
Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Silfia Hanani, menutup kabar gembira ini dengan pesan penyemangat, bahwa UIN Bukittinggi harus terus bergerak maju dalam ekosistem akademik global.
“Selamat dan terima kasih kepada tim peneliti yang telah mengharumkan nama kampus. Keberhasilan menembus hibah MIEMF dan berkolaborasi dengan tiga negara adalah bukti nyata bahwa UIN Bukittinggi adaptif dan kompetitif. Kami berharap pengalaman ini menjadi pondasi kuat bagi lahirnya inovator dan penelitian unggulan lainnya di masa depan,” tutup Rektor. (*Humas UIN Bukittinggi/WA)
