Temu Silaturahim UIN Bukittinggi: Berkah Maaf dan Kebersamaan

Bukittinggi. Rabu, 17 April 2024 – Suasana kehangatan dan kebersamaan terasa dalam rangkaian acara silaturahim keluarga besar UIN Bukittinggi di Auditorium Student Centre, pada Rabu (17/04/2024). Hadirnya seluruh elemen akademik dan non-akademik, mulai dari pimpinan hingga staff, Sesepuh dan tetua UIN Bukittinggi, serta Dharma Wanita Persatuan menegaskan esensi untuk memperkokoh hubungan kekeluargaan dan silaturahmi di tengah perayaan Idul Fitri.

Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Ridha Ahida, mengawali acara dengan sambutan yang penuh makna, mengajak seluruh hadirin untuk merajut kembali tali kekeluargaan dan silaturahim. “Ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk memperkuat hubungan kita satu sama lain. Mari kita jadikan momen tahunan ini sebagai momen penuh kesan untuk mempererat silaturahmi dan kebersamaan kita di UIN Bukittinggi,” buka Ridha.

Rektor menekankan pentingnya menghargai keberagaman dan memperkuat sinergi antar anggota keluarga UIN Bukittinggi. “Kita adalah satu keluarga besar yang terdiri dari beragam latar belakang, suku dan asal daerah. Namun, keberagaman inilah yang membuat kita semakin kaya akan pengalaman dan pemahaman. Kita jadikan keberagaman ini sebagai kekuatan untuk membangun masa depan kampus yang lebih baik bersama-sama,” imbuhnya.

Dok: Temu silaturahim UIN Bukittinggi di Auditorium Student Centre

Selanjutnya, Ustadz Syofyan Hadi menyampaikan tausiyah agama yang mendalam tentang pentingnya maaf-memaafkan dalam membangun hubungan yang harmonis dalam hubungan antar sesama manusia. Dalam ceramahnya, Ustadz Syofyan menyoroti pentingnya menjaga keikhlasan dan ketulusan dalam memaafkan. “Maaf bukanlah sekedar kata-kata, tetapi sebuah sikap dan tindakan yang lahir dari hati yang tulus,” ujarnya. “Dengan memaafkan, kita membuka pintu rahmat dan berkah dari Allah SWT serta merajut kembali tali silaturahmi,” tambah Syofyan.

Ada tiga kategori memaafkan, yaitu ta’fu, tashfahu, dan taghfiru. Ta’fu berasal dari kata ‘’afa’’ yang berarti menghapuskan jejak atau menghilangkan bekas. Tashfahu berarti melepaskan seseorang dari hukuman yang seharusnya ia terima. Yang terakhir, taghfiru, artinya adalah menutupi atau menyembunyikan.

Da’i Sumatera Barat itu juga kemukakan bahwa hidup tenang itu akan dapat diraih jika sungguh-sungguh hidup mengikuti cara Al-Qur’an. Dijelaskannya, dalam Al-Qur’an diajarkan bahwa ketenangan hidup itu akan diraih, jika bebas dari dosa yang menghalangi kita dari Allah SWT dan kesalahan yang merusak hubungan sesama manusia.

Menurut dosen UIN Imam Bonjol Padang itu, diantara ayat Al-Qur’an yang memandu jiwa kita dalam menata hubungan sesama manusia adalah surah At-Taghabun ayat 14. Dijelaskannya, melalui ayat itu Allah SWT mengingatkan kita akan potensi konflik yang dapat bersumber dari orang-orang terdekat kita, terutama pasangan hidup dan anak-anak sendiri. “Menyelesaikan konflik dengan mau memberi maaf, melupakan kesalahan, dan mengganti perilaku buruk dengan kebaikan adalah cara Qur’ani yang diajarkan Allah Ta’ala dalam ayat itu, ” ulasnya.

Majelis pertemuan tersebut bukan hanya sebagai ajang bersilaturahmi, tetapi juga sebagai panggung kebersamaan bagi seluruh keluarga besar UIN Bukittinggi untuk terus memperkokoh hubungan sosial. Semangat untuk menjaga tali silaturahmi dan memaafkan antar sesama menjadi landasan yang kokoh bagi terwujudnya lingkungan akademik yang sejahtera dan harmonis.

Dalam mengakhiri ceramahnya, Ustadz Syofyan Hadi menegaskan bahwa maaf-memaafkan bukanlah hal yang mudah, tetapi merupakan bagian dari kekuatan jiwa yang luhur. “Memaafkan bukan berarti kita melupakan, tetapi kita memilih untuk melepaskan beban yang membelenggu hati kita. Dengan memaafkan, kita memberikan kesempatan bagi diri sendiri untuk berkembang dan memperoleh kedamaian dalam batin,” ujarnya.

Acara yang familiar disebut Halal bi Halal ini juga sebagai ajang refleksi diri dan momentum untuk menerapkan nilai-nilai luhur dalam Islam, seperti kebersamaan, maaf-memaafkan, dan ketulusan dalam berinteraksi dengan sesama. Acara silaturahim ini diharapkan dapat terus menginspirasi seluruh anggota keluarga besar UIN Bukittinggi dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tidak hanya di bulan yang fitri ini, tetapi juga seterusnya.

Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan pelepasan calon jemaah haji UIN Bukittinggi yang akan menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah dalam waktu dekat. Semua hadirin juga mengambil kesempatan untuk berfoto bersama, memperkuat kenangan akan momen berharga ini. Acara dilanjutkan dengan makan siang seluruh keluarga besar. Dengan selesainya acara temu silaturahim, para hadirin membawa pulang pesan-pesan kebersamaan, maaf-memaafkan, ketulusan dalam bermasyarakat yang InsyaAllah akan membawa berkah bagi seluruh komunitas kampus. (*Humas UIN Bukittinggi)

Aksesibilitas