Bukittinggi (Humas) – Dalam upaya memperluas jejaring akademik dan memperkuat kolaborasi lintas kampus, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (FIS UNIMED), Kamis (12/6). Kegiatan ini dirangkaikan dengan Studium Generale bertajuk “Memahami Sejarah Islam Melalui Artefak, Budaya, dan Struktur Sosial”, yang diikuti ratusan mahasiswa dan dosen.
Penandatanganan MoU dilakukan langsung oleh pimpinan kedua fakultas dan disaksikan oleh civitas akademika FUAD UIN Bukittinggi dan FIS Universitas Negeri Medan. Dekan FUAD, Prof. Syafwan Rozi, mengatakan kegiatan ini sebagai silaturahmi akademis dan bagian dari kerja sama bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dapat direalisasikan dalam kegiatan-kegiatan yang lebih banyak dan spesifik, yang bermanfaat dalam pengembangan kedua lembaga.
Pada saat yang sama, dilakukan pula Implementation of Agreement antara Program Studi Sejarah Peradaban Islam UIN Sjech M. Djamil Djambek dengan Jurusan Pendidikan Antropologi dan Jurusan Pendidikan Sejarah FIS UNIMED. Kerja sama ini akan segera diwujudkan dalam program pertukaran dosen, kuliah tamu, riset bersama, serta kegiatan akademik lapangan di Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Studium Generale yang menjadi bagian penting dari rangkaian acara menghadirkan dua narasumber nasional, Ratih Baiduri selaku Dekan FIS UNIMED dan Mhd. Ilham dari UIN Imam Bonjol Padang. Dalam pemaparannya, Ratih menekankan pentingnya pendekatan interdisipliner dalam memahami sejarah Islam.
Ia menyebutkan bahwa sejarah Islam tidak cukup ditelusuri hanya melalui teks klasik atau kitab tarikh semata, tetapi juga harus diperkuat dengan sumber-sumber alternatif seperti artefak, struktur sosial masyarakat, dan ekspresi budaya—mulai dari seni, tulisan, hingga lisan. “Artefak seperti nisan, keramik, masjid tua, hingga manuskrip bergambar bisa menjadi pintu masuk untuk menelusuri dinamika kehidupan umat Islam di masa lampau,” jelasnya.
Dok : Pemaparan materi Studium Generale oleh Narasumber Mhd Ilham
Sementara itu, Mhd. Ilham memperdalam bahasan dengan pendekatan kolaboratif antara ilmu sejarah dengan ilmu budaya dan sosial. Ia menjelaskan bagaimana sistem makna, simbol, tradisi, dan ekspresi dalam suatu masyarakat dapat menjadi kunci untuk memahami peristiwa sejarah secara lebih kontekstual. “Kita harus membaca sejarah Islam tidak hanya sebagai kronologi kekuasaan, tapi juga sebagai proses makna, nilai, dan struktur masyarakat,” ungkapnya.
Menurutnya, pendekatan ilmu budaya membantu mengungkap makna kultural dari praktik keagamaan, akulturasi budaya Islam dengan lokalitas, hingga konstruksi identitas melalui narasi sejarah. Di sisi lain, ilmu sosial seperti sosiologi dan politik berperan dalam menjelaskan struktur sosial, relasi kekuasaan, hingga dinamika ekonomi dalam masyarakat Islam. (*Humas UIN Bukittinggi/WA)
*Kontributor : Suriani