
Bukittinggi, 20 November 2025 — Rektor UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Prof. Dr. Silfia Hanani, S.Ag., M.Si., menilai kerja sama strategis antara Kementerian Agama Republik Indonesia dan Yayasan Khalifa Bin Zayed Al Nahyan dari Uni Emirat Arab sebagai langkah visioner dalam mempercepat transformasi pendidikan Islam berbasis teknologi digital.
Kemitraan ini resmi dimulai melalui penandatanganan Letter of Intent (LoI) oleh Sekretaris Jenderal Kemenag, Prof. Kamaruddin Amin, bersama Direktur Jenderal Yayasan Khalifa, Mohamed Haji Al Khouri, di Solo, bertepatan dengan kunjungan Presiden Prabowo Subianto dan delegasi UEA pada Rabu (19/11/2025).
Prof. Kamaruddin menjelaskan, kolaborasi ini akan difokuskan pada penguatan education technology (EdTech) di lembaga pendidikan Islam, termasuk peningkatan kapasitas tenaga pendidik dan perluasan akses digital di madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi keagamaan Islam.

Menanggapi hal tersebut, Rektor Prof. Silfia Hanani menegaskan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan inovasi teknologi agar pendidikan Islam tidak hanya adaptif terhadap perubahan zaman, tetapi juga tetap menumbuhkan kesadaran moral dan spiritual.
“Transformasi digital harus dibangun di atas fondasi nilai-nilai Islam. Teknologi hanyalah alat, sementara arah dan maknanya harus dikendalikan oleh etika dan kemanusiaan,” ujar Prof. Silfia.
Ia menambahkan, UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi siap berkontribusi melalui riset kolaboratif dan pengembangan model pembelajaran digital berbasis kearifan lokal yang relevan dengan konteks masyarakat Indonesia.
“Kami melihat kolaborasi ini sebagai momentum untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat keilmuan Islam yang moderat, inklusif, dan berdaya saing global,” imbuhnya.
Prof. Silfia juga berharap sinergi Kemenag dan Yayasan Khalifa dapat menjadi fondasi kuat dalam mencetak generasi muda Muslim yang cerdas secara intelektual, tangguh secara moral, dan peduli terhadap kemanusiaan global.
