Serial Bedah Buku: Sufisme Perenial Masyarakat Urban Karya Dosen FUAD Zulfan Taufik

Photo : Istimewa

Bukittinggi. Jumat, 17 Februari 2023. Setelah sukses menggelar Bedah Buku perdana pada Jumat (10/02/2023) lalu, organisasi besutan para dosen Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi yang dinamai FUAD Book Club kembali menggelar Bedah Buku kedua.

Bedah Buku kali ini mengupas tuntas buku karya Zulfan Taufik yang bertajuk “Sufisme Perenial Masyarakat Urban”. Bertempat di Gedung Egypt Lt. 3 Kampus 2 UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, kegiatan Bedah Buku dimulai pada pukul 09.00-11.00 WIB.

Hadir sebagai pembedah adalah Gazali (Dosen Prodi Aqidah dan Filsafat Islam) dan Tyka Rahman (Dosen Prodi Sosiologi Agama). Moderator pemandu jalannya diskusi adalah Dedi Arsa (Dosen Sejarah Peradaban Islam).

Tidak hanya kehadiran para dosen, Bedah Buku ini juga mengundang antusiasme para mahasiswa untuk turut meramaikan kegiatan tersebut. Kegiatan yang sarat ilmu dan pengetahuan ini patut diapresiasi, karena lewat tangan dingin para Dosen yang sukses menelurkan karya berupa buku bisa menjadi sarana transfer ilmu dalam format berbeda dari proses belajar mengajar pada umumnya.

Sufisme Perenial Masyarakat Urban, sebuah buku yang diterbitkan secara kolaboratif oleh Prenada Media Jakarta dan UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi ini memotret fenomena Urban Sufisme atau Sufisme Perkotaan sebagai perkembangan baru ketika orang-orang di perkotaan tertarik pada spiritualitas.

Vitalitas sufisme dalam masyarakat perkotaan ini telah meruntuhkan banyak asumsi analitis penting sebelumnya, bahwa sufisme identik dengan masyarakat awam pedesaan dan akan hilang ditelan modernitas. Kategori perenial menjadi perhatian khusus dalam buku ini, karena semakin banyak masyarakat yang tertarik dengan sifatnya yang pluralis, universalis, dan mampu menampung gagasan berbagai latar belakang agama dalam satu wadah menuju Tuhan.

Dalam kupas tuntas Bedah Buku, Pembedah Tyka Rahman mengapresiasi buku ini karena secara baik mampu memotret dan menganalisis fenomena baru dalam religiusitas/spiritualitas masyarakat Indonesia, khususnya di perkotaan. Adapun Gazali memaparkan bahwa buku ini berhasil meneruskan tren kajian sufisme perkotaan yang telah ramai pasca Orde Baru, namun juga berhasil menghadirkan kebaruannya melalui corak perenial yang belum banyak dikenal sebelumnya di Indonesia.

Antusiasme peserta sangat tinggi, dengan keaktifan dan kehangatan dalam diskusi. Peserta yang hadir mencapai 35 orang, yang berasal dari unsur dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, baik yang berasal dari Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD), maupun dari fakultas lain yang ada di UIN Bukittinggi. (*Humas UIN Bukittinggi)

Aksesibilitas