Bukittinggi, [Humas] – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Prof. Dr. Silfia Hanani, S.Ag., M.Si., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas keberhasilan Kementerian Agama Republik Indonesia dalam meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk kesembilan kalinya secara berturut-turut.baru-baru ini.
Menurut Rektor, capaian WTP sejak tahun 2016 merupakan bukti nyata konsistensi Kementerian Agama dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. “Keberhasilan mempertahankan predikat WTP bukanlah capaian biasa. Ini adalah bentuk komitmen yang luar biasa dalam mengelola anggaran negara secara jujur, terbuka, dan bertanggung jawab. Capaian ini tentu sebagai bukti kerja keras dari Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar ,” ujar Prof. Silfia..
Lebih lanjut, Prof. Silfia menyebutkan bahwa prestasi sembilan kali berturut-turut ini tidak hanya merupakan keberhasilan administratif, tetapi juga cerminan kuat dari integritas kelembagaan Kementerian Agama. Ia menyampaikan bahwa hal ini patut menjadi teladan bagi seluruh birokrasi, termasuk institusi pendidikan tinggi Islam.
“Ini harus menjadi teladan nyata bagi kita semua, bahwa birokrasi harus dikelola secara bersih, akuntabel, dan berintegritas,” imbuhnya.
Rektor UIN Bukittinggi juga menegaskan bahwa pencapaian tersebut menjadi sumber semangat dan motivasi bagi seluruh civitas akademika UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi. Kampus berkomitmen untuk turut meraih predikat WTP melalui pembangunan budaya tata kelola kampus yang profesional, bersih, dan berorientasi pada mutu.
“Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi fondasi dalam setiap langkah transformasi kita. Dengan tata kelola yang baik, maka kualitas pendidikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat akan semakin kokoh,” jelas Prof. Silfia.
Di akhir pernyataannya, Rektor menekankan bahwa keberhasilan Kementerian Agama dalam mempertahankan opini WTP juga merupakan pesan moral bagi lembaga pendidikan Islam untuk senantiasa mengedepankan integritas dalam pengelolaan kelembagaan. “Kampus tidak hanya harus unggul secara akademik, tetapi juga memiliki tata kelola yang kredibel dan dapat dipercaya,” pungkasnya.
(Humas UIN Bukittinggi/YH)