Bukittinggi (Humas)— Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi menggelar puncak perayaan Dies Natalis ke-58 pada Jumat (29/11/2024), di Auditorium Student Centre. Dengan menghadirkan Prof. Fasli Jalal, seorang akademisi dan praktisi pendidikan terkemuka Indonesia. Acara ini berlangsung khidmat, dihadiri oleh civitas akademika, pejabat daerah, dan perwakilan sekolah dari Sumatera Barat.
Dalam orasi ilmiahnya bertajuk “Revitalisasi Pendidikan Tinggi Islam Berbasis Kearifan Lokal Menuju Generasi Emas 2045”, Prof. Fasli Jalal yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas YARSI Jakarta, menekankan pentingnya membangun pendidikan tinggi yang berakar pada lokalitas namun tetap berorientasi global.
“Revitalisasi pendidikan Islam harus sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yakni membangun manusia seutuhnya yang sejahtera, adaptif, berakhlak mulia, berbudaya maju, unggul, dan berdaya saing,” ujarnya.
Ia menguraikan bahwa berdasarkan Indonesian Human Capital Index 2020 dari Bank Dunia, pembangunan yang berpusat pada manusia menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan siklus hidup, pendidikan harus mampu memenuhi kebutuhan dasar sejak dini hingga dewasa, sehingga menciptakan individu yang bermartabat dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa.
Dok: Prof. Fasli Jalal dalam Orasi Ilmiah pada Perayaan Puncak Dies Natalis UIN Bukittinggi ke-58
Prof. Fasli juga menyoroti peran strategis UIN Bukittinggi sebagai institusi pendidikan Islam yang berdiri di tanah para pahlawan nasional. “Bukittinggi telah melahirkan tokoh-tokoh besar dalam sejarah bangsa. Semangat itu harus diterjemahkan dalam bentuk pendidikan yang relevan, tidak hanya untuk mencetak lulusan yang unggul secara akademik tetapi juga memiliki akar budaya yang kuat,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia membahas data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang menunjukkan tantangan nyata bagi lulusan pendidikan tinggi. “Kurikulum perguruan tinggi harus dirancang agar lulusan tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga mampu menciptakan peluang dan memberikan solusi bagi masyarakat,” jelasnya.
Rektor Prof. Dr. Silfia Hanani dalam sambutannya juga menyampaikan, “Dies Natalis ini adalah momentum refleksi, untuk memperkuat peran UIN Bukittinggi sebagai garda depan pendidikan tinggi Islam yang relevan dengan kebutuhan zaman, namun tetap berakar pada nilai-nilai lokal yang kita banggakan,” pungkas Rektor
Dikatakannya, keberadaan UIN Bukittinggi harus menjadi salah satu pionir pendidikan yang diperhitungkan, dengan sumbangsih dan pengabdiannya terhadap kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia.
Dok: “Makan Bajamba” pada perayaan Dies Natalis UIN Bukittinggi
Selain orasi ilmiah, acara ini dimeriahkan dengan penyerahan hadiah lomba eksternal dan tradisi makan bajamba yang menjadi lambang kebersamaan dalam budaya Minangkabau. Suasana hangat dan penuh kekeluargaan terasa, mulai dari civitas akademika hingga tamu undangan.
Puncak perayaan Dies Natalis ke-58 ini turut dihadiri oleh Staf Ahli mewakili Gubernur Sumatra Barat, perwakilan Bupati Agam, Kementerian Agama Wilayah Sumbar, Kemenag Kabupaten dan Kota, sesepuh UIN Bukittinggi, serta perwakilan sekolah pemenang lomba. Kehadiran mereka menjadi simbol sinergi antara berbagai pihak dalam mendukung pengembangan pendidikan Islam yang berkualitas. (*Humas UIN Bukittinggi/WA)