Bukittinggi – IAIN Bukittinggi kembali mengukir sejarah baru. Untuk pertama kalinya IAIN Bukittinggi menyelenggarakan kegiatan wisuda untuk Tahun Akademik 2018 -2019 angkatan IX pada bulan puasa tepatnya 18 Ramadhan 1440 H. Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium Student Center IAIN Bukittinggi Kampus II Jl. Gurun Aur Kubang Putih yang berkapasitas kurang lebih 6000 orang, Kamis (23/05/2019).
Meski sedang menjalankan ibadah puasa, namun tidak mengurangi semangat dari peserta wisuda, civitas akademik dan panitia wisuda angkatan IX pada tahun akademik 2018 – 2019 untuk menyukseskan kegiatan wisuda Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Kegiatan ini dihadiri sebanyak 407 orang peserta wisuda, yang terdiri dari 4 Fakultas: Fakultas Tarbiyah sebanyak 6 Prodi, Fakultas Syariah sebanyak 3 Prodi, Fakultas FEBI sebanyak 3 Prodi, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah sebanyak 1 Prodi dan Program Magister sebanyak 3 Prodi. Selain dihadiri oleh peserta wisuda, kegiatan ini juga dihadiri oleh para tamu undangan civitas akademika termasuk orang tua dan pendamping dari wisudawan/ti. Meski dalam kondisi berpuasa peserta wisuda tetap antusias dan bersemangat.
Dalam sambutannya, Ridha Ahida menyampaikan bahwa hari ini merupakan wisuda bersejarah bagi IAIN Bukittinggi karena dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Semoga kita semua mendapatkan berkah Ramadhan tersebut. Tahun 2019 ini IAIN Bukittinggi melaksanakan 3 X wisuda dalam setahun. Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa tahun mendatang merupakan tahun yang penuh tantangan, dan kerja keras bagi kita semua.
Ada tiga pilar pengembangan IAIN Bukittinggi ke depannya. Pertama, mewujudkan IAIN Bukittinggi yang berakreditasi unggul. Banyak hal yang harus kita benahi dan perbaiki untuk mewujudkan akreditasi unggul. Pembenahan bidang akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat, sarana prasarana, kemahasiswaan dan sumber daya manusia.
Seiring dengan hal itu kita juga berusaha untuk mengakreditasi jurnal yang ada di IAIN Bukittinggi, dimana sebelumnya sudah terakreditasi sinta 3. Perpustakaan yang sebelumnya sudah terakreditasi B dan prodi- prodi yang sebelumnya sudah terakreditasi B. Kedua, mengembangkan badan layanan umum (BLU) IAIN Bukittinggi. IAIN Bukittinggi merupakan satu-satunya IAIN yang sudah alih status jadi BLU. Dengan BLU kita harus meningkatkan layanan di semua aspek dan membuka diri terhadap lembaga – lembaga atau Institusi yang ingin ikut serta dalam pengembangan IAIN Bukittinggi. Terbatasnya dana yang diberikan oleh pemerintah mengharuskan kita untuk alih status jadi Blu. Ketiga, mewujudkan Universitas Islam Negeri Bukittinggi. Sampai saat ini jumlah mahasiswa mencapai 9319 orang, yang tersebar pada 26 prodi, untuk program pascasarjana 2 prodi pascasarjana. Selain itu IAIN Bukittinggi 2 tahun berturut- turut sebagai juara 2 peminat terbanyak SPAN PTKIN tingkat IAIN se Indonesia pada tahun 2018 dan 2019. Untuk tahun 2019 ini IAIN Bukittinggi memiliki peminat 27.136 jalur SPAN PTKIN dengan 4. 827 untuk UM PTKIN, serta masih ada 1 tahap seleksi lagi yaitu UM IAIN Bukittinggi, tegas Ridha Ahida.
Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa saat ini IAIN Bukittinggi memiliki dosen sebanyak 173 orang, 35 orang Doktor (Dr) dan yang sedang S.3 sebanyak 20 orang, sedangkan untuk karyawan sebanyak 276 orang, dengan area kampus seluas 9 hektar di kampus 1 dan 2, sedangkan untuk sarana dan prasarana masih dalam tahap pengembangan. Pada tahun 2018 kemaren IAIN Bukittinggi meraih penghargaan sebagai pengelola SBSN terbaik tingkat PTKIN, sementara itu pada tahun 2019 dan 2020 IAIN Bukittinggi kembali mendapatkan amanah SBSN.
Selaku rektor IAIN Bukittinggi Ridha Ahida menjelaskan bahwa tranformasi IAIN menjadi UIN Bukittinggi perlu mendapatkan dukungan dari seluruh masyarakat terutama masyarakat Bukittinggi dan Agam. Kampus yang masih terbatas ini mengaharapkan kesediaan masyarakat untuk menjual atau menghibahkan tanah- tanah yang berada di lokasi IAIN Bukittinggi.
Perhatian masyarakat beserta pemerintah daerah Agam dan Bukittingi sangat berarti untuk pengembangan Perguruan Tinggi Universitas Islam Negeri Bukittinggi, ungkap Ridha Ahida. (Humas IAIN Bukittinggi)