Gelar Maperhad, Mahad Al-Jamiah Siap Wujudkan Mahasantri yang Berakhlakul Karimah

Photo : Humas UIN Bukittinggi

Bukittinggi. Minggu, 6 November 2022. Sebanyak kurang lebih 550 orang mahasantri baru Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi tahun akademik 2022/2023 mengikuti orientasi pengenalan Ma’had, Minggu (6/11/2022) di Aula Student Centre.

Kegiatan yang bertajuk Maperhad (Masa Perkenalan Ma’had) tahun ini memiliki tema “Terwujudnya Mahasantri yang Berakhlakul Karimah dan Tafaqquh Fiddin”.

Tafaqquh Fiddin adalah mempelajari, mengerti, memahami, dan mendalami seluk-beluk ajaran agama Islam. Tafaqquh Fiddin untuk revitalisasi ilmu mencakup: menuntut ilmu, membiasakan ilmu, membiasakan menulis, menjaga semangat menuntut ilmu, merenung, berbuat, dan berfikir dalam ilmu, serta menuntut ilmu sepanjang hayat.

Tomi Hendra, M.Sos, Kepala UPT Ma’had Al-Jami’ah dan Asrama UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, dalam sambutannya memotivasi mahasiswa agar jangan terbebani dengan masuk ke asrama, karena di asrama adalah tempat untuk pembinaan dan pembentukan karakter Islami.

Dok : Dr. Miswardi, M.Hum membuka Acara Maperhad secara resmi

Kegiatan Orientasi Ma’had dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III Dr. Miswardi, M.Hum. Dalam sambutan resminya beliau menyampaikan bahwa Mahad Al-Jamiah adalah salah satu program utama yang telah ada sejak tahun 2014. Saat masih berstatus menjadi IAIN, Mahad Al-Jamiah didirikan dengan tujuan menjadi wadah untuk mendidik dan membentuk karakter para mahasiswa sehingga mencerminkan karakter lulusan dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri.

“Dengan adanya pembinaan dan upaya pembentukan karakter ini, kita bisa membuktikan kepada masyarakat luas bahwa lulusan UIN ini memiliki ciri khas dan keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh kampus-kampus umum lainnya,” tuturnya.

Untuk kemajuan kedepan tidak hanya perlu membangun dan menempa kecerdasan akademik dan intelektual semata, namun juga penting untuk memupuk nilai-nilai keagamaan di dalam diri para mahasantri. Ilmu tanpa agama tidak akan bisa berjalan sendiri, begitupun sebaliknya. Penting untuk menyeimbangkan antara kedua hal tersebut.

“Dengan terpilihnya mahasantri semua untuk tinggal di Ma’had, jadikan kesempatan tersebut untuk memperdalam ilmu mengenai keislaman. Jangan jadikan asrama sebagai beban, karena dengan tinggal di asrama adalah kesempatan besar untuk membangun pembentukan karakter dan akhlak menuju tujuan Akhlakul Karimah,” tutupnya.

Kegiatan Orientasi ini juga mengenalkan secara mendetail mengenai program keagamaan yang dijalani para mahasantri selama menimba ilmu di Ma’had Al-Jamiah dan digelar juga pelantikan Organisasi Mahad.  (*Humas UIN Bukittinggi)

Aksesibilitas