Bukittinggi (Humas) – Komitmen untuk memperkuat literasi akademik terus digaungkan oleh UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi lewat Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD).
Melalui Pusat Studi AKAL (Agama dan Kearifan Lokal), FUAD berhasil menyelenggarakan “Workshop Penulisan Buku Ajar dan Referensi untuk Dunia Pendidikan Tinggi: Dari Ide hingga Penerbitan Nasional” yang berlangsung selama dua hari, tanggal 10-11 Desember 2024, di Aula FUAD, Gedung Egypt Lantai 3.
Dekan FUAD, Prof. Syafwan Rozi, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kontribusi akademik dosen dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
“Kami ingin para dosen tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga menyebarkannya secara luas melalui buku-buku yang sesuai standar nasional dan profesional. Ini adalah bagian dari tanggung jawab akademik kita semua untuk menciptakan generasi cerdas dan inovatif,” ujar Prof. Syafwan Rozi dalam sambutannya.
Workshop menghadirkan dua narasumber mumpuni di bidangnya, yakni Prof. Ermanto, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang, dan M. Fuadin, Kepala Perwakilan PT. RajaGrafindo Persada untuk wilayah Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau. Keduanya membagikan wawasan yang aplikatif serta relevan bagi dunia akademik.
Pada hari pertama, Prof. Ermanto mengupas urgensi penulisan buku ajar yang tidak hanya berfungsi sebagai media pembelajaran, tetapi juga membangun daya pikir kritis mahasiswa. “Buku ajar yang baik adalah buku yang mempermudah mahasiswa memahami konsep, bukan sekadar menyampaikan teori,” dikatakannya saat memulai sesi paparan.
Dok: Workshop Penulisan Buku Ajar hari kedua Referensi untuk Dunia Pendidikan Tinggi hari kedua
Berlanjut pada hari kedua, M. Fuadin fokus membahas proses penerbitan buku di tingkat nasional. Ia memaparkan pentingnya menulis proposal buku yang menarik minat penerbit, serta memahami tren pasar agar karya akademik dapat diterima secara luas. “Dosen harus peka terhadap kebutuhan pembaca dan mengikuti standar penerbitan yang berlaku,” tambahnya.
Workshop yang diikuti oleh 30 orang dosen FUAD ini disambut antusias sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas karya tulis mereka. Salah satu dosen, Darul Ilmi, menyatakan bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dan aplikatif. “Saya merasa lebih percaya diri untuk memulai proyek penulisan buku ajar yang selama ini tertunda,” ujarnya.
Pusat Studi AKAL berharap dapat mendorong dosen-dosen FUAD UIN Bukittinggi untuk lebih aktif dalam memproduksi karya tulis yang berkualitas dan berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Ketua Pusat Studi AKAL, Zulfan Taufik, optimis kegiatan ini akan menjadi awal dari terbitnya buku-buku berstandar tinggi dari para dosen, sekaligus menjadi sumbangsih untuk kontribusi akademik di Indonesia.
“Kami optimis, kegiatan ini akan menghasilkan buku-buku ajar dan referensi bermutu yang mampu menginspirasi dunia pendidikan tinggi,” tutup Zulfan. (*Humas UIN Bukittinggi/WA)
*Kontributor: Dr. Zulfan Taufik