Bukittinggi (Humas) – Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi lewat prodi Ilmu Hadits membuka ruang dialog akademik yang segar, pada Selasa (27/05/2025). Lewat Studium Generale bertajuk “Penelitian Hadits dengan Pendekatan Kontemporer” yang digelar secara daring melalui Zoom, menghadirkan diskusi yang tak hanya menyentuh aspek teoritis, tetapi juga relevansi praktis dalam dunia penelitian hadits masa kini.
Wakil Dekan III FUAD, Nurlizam, membuka acara dengan menekankan bahwa perkembangan zaman menuntut pendekatan baru dalam memahami hadits, tanpa harus meninggalkan akar keilmuannya di era modern.
Seminar menghadirkan Narasumber Prof. Uswatun Hasanah, seorang dosen Ilmu Hadits sekaligus dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang.
Dok: Studium Generale Ilmu Hadis, Selasa (27/05/2025), via zoom meeting
Dalam pemaparannya, ia mengulas ulang dasar-dasar kritik sanad dan matan, lalu memperluas pembahasan dengan pendekatan kontemporer seperti virtual research, analisis digital, serta penggunaan metode lintas disiplin dalam mengkaji hadis. Menurutnya, dinamika sosial hari ini perlu dijawab dengan cara baca yang lebih terbuka namun tetap berpijak pada kaidah ilmiah.
Acara yang berlangsung selama tiga jam ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan peneliti hadits dari berbagai instansi. Febriyeni sebagai moderator, memandu sesi tanya jawab dengan interaktif, memfasilitasi diskusi mendalam tentang tantangan dalam menerapkan pendekatan baru serta relevansi hadits dalam kehidupan modern. Peserta juga antusias menanyakan peran teknologi dalam mempermudah penelitian sanad dan matan hadits.
Seminar ini menegaskan pentingnya integrasi antara keilmuan klasik dan inovasi kontemporer dalam studi hadits. Prof. Uswatun menekankan bahwa pemahaman hadits harus dinamis, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip dasar ilmu musthalah hadits.
Yulia Rahmi juga menambahkan bahwa kolaborasi antara akademisi dan praktisi diperlukan untuk menghasilkan penelitian yang aplikatif namun tetap akademis.
Kegiatan ini ditutup dengan kesimpulan bahwa pendekatan multidisiplin dan pemanfaatan teknologi dapat memperkaya khazanah penelitian hadits. Febriyeni mengapresiasi antusiasme peserta dan berharap acara serupa dapat diselenggarakan secara berkala. Fakultas Ushuluddin berkomitmen untuk terus memfasilitasi diskusi serupa guna mendorong perkembangan studi hadits yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman. (*Humas UIN Bukittinggi/WA)
*Kontributor : Ilham Mustafa