Bukittinggi (Humas) — Pembukaan Expo Kemandirian Pesantren di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang berlangsung meriah dan dipadati pengunjung pada Sabtu (15/11/2025). Perhelatan bergengsi yang menampilkan berbagai karya dan produk unggulan pesantren se-Sumatera Barat tersebut mendapat sambutan antusias dari peserta, praktisi pendidikan, pelaku usaha, serta tokoh Islam nasional. Expo Kemandirian Pesantren dihadiri sejumlah Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), termasuk Rektor UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Prof. Dr. Silfia Hanani, yang turut memberikan pandangan strategis mengenai masa depan pesantren di era digital dan ekonomi syariah.
Expo Kemandirian Pesantren 2025 hadir sebagai upaya memperkuat peran pesantren dalam memperluas visi pendidikan Islam yang komprehensif, modern, dan relevan dengan tantangan global. Pesantren yang selama ini lekat sebagai lembaga pendidikan agama, kini memiliki peran strategis sebagai motor penggerak ekonomi kreatif berbasis syariah. Melalui Expo Kemandirian Pesantren, pesantren diarahkan untuk lebih aktif bertransformasi dalam dunia wirausaha berbasis nilai, pemberdayaan masyarakat, serta kemandirian ekonomi yang kompetitif. Semangat tersebut selaras dengan kebutuhan nasional akan lahirnya generasi santri yang tidak hanya unggul secara spiritual, namun juga profesional, kreatif, dan berdaya saing global.
Acara Expo Kemandirian Pesantren diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Kamaruddin Amin. Dalam sambutannya, Menteri Agama menegaskan bahwa pesantren memiliki modal sosial, spiritual, dan kultural yang sangat besar untuk berperan dalam penguatan ekonomi berbasis keumatan. Menurutnya, pesantren memiliki potensi yang tidak dimiliki lembaga pendidikan formal lain karena memadukan nilai moral, kedisiplinan, kemandirian, dan pendidikan karakter. Ia menambahkan bahwa di era digital saat ini, pesantren memiliki peluang untuk tampil sebagai pusat inovasi ekonomi syariah berbasis teknologi, industri halal, dan wirausaha kreatif.
Menteri Agama RI juga menyampaikan bahwa gelaran Expo Kemandirian Pesantren bukan hanya ajang pameran produk pesantren, melainkan momentum besar untuk menunjukkan bahwa pesantren mampu bersaing dalam menghadapi perubahan zaman. Ia menyoroti pentingnya kurikulum pesantren yang adaptif, orientasi kewirausahaan yang kuat, dan integrasi teknologi digital dalam program pendidikan santri. “Pesantren memiliki modal keilmuan dan karakter. Ketika keduanya dipadukan dengan inovasi dan teknologi, maka pesantren akan menjadi institusi terdepan dalam pembangunan ekonomi syariah,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Prof. Dr. Silfia Hanani, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Expo Kemandirian Pesantren yang mengangkat martabat dan potensi pesantren. Menurutnya, kolaborasi antara pesantren dan kampus Islam merupakan kunci lahirnya ekosistem ekonomi syariah yang terstruktur, terdidik, dan berkelanjutan. Ia mendorong agar pesantren tidak hanya mengembangkan usaha berbasis tradisional, tetapi juga menyasar dunia digital melalui platform penjualan daring, industri kreatif, layanan berbasis teknologi, hingga branding produk halal.
Prof. Silfia menjelaskan bahwa berbagai pesantren di Sumatera Barat sesungguhnya telah memiliki pondasi kuat dalam bentuk produk unggulan seperti agribisnis, olahan kuliner halal, peternakan, kerajinan tangan bernilai seni, hingga aplikasi digital yang dikembangkan oleh para santri. Melalui expo ini, pesantren dapat memperluas jaringan kemitraan, memperbaiki standar produksi, melakukan riset pasar, dan meningkatkan nilai kompetitif produk melalui inovasi dan sertifikasi halal.
Rangkaian kegiatan expo tidak hanya berfokus pada pameran, tetapi juga pelatihan kewirausahaan, seminar nasional, talkshow pengembangan ekonomi syariah, serta penandatanganan kerja sama bisnis dengan berbagai mitra strategis. Expo ini dirancang sebagai fasilitasi komprehensif guna membentuk jejaring ekonomi kreatif santri yang saling mendukung lintas lembaga, lintas daerah, bahkan lintas sektor.
Melalui penyelenggaraan Expo Kemandirian Pesantren 2025, diharapkan lahir generasi santri yang unggul dalam ilmu agama, cakap dalam kompetensi digital, dan matang dalam membangun kemandirian ekonomi berbasis nilai Islam. Expo ini menegaskan bahwa pesantren merupakan pilar penting dalam pembangunan peradaban bangsa, bukan hanya sebagai pencetak ulama, tetapi juga pelopor ekonomi umat yang produktif, moderat, dan solutif.
(Tim Humas/NZ)
