Bukittinggi (Humas) – Program Studi Doktor (S3) Ilmu Syariah UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi resmi memasuki tahap penting dalam proses penjaminan mutu melalui pelaksanaan Asesmen Lapangan (AL) oleh BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi), yang berlangsung tanggal 2 s.d 4 November 2025 di Aula Rektorat Lantai 3.
Dua asesor, Prof. Ahmad Tholabi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Prof. Imam Yahya dari UIN Walisongo Semarang, hadir untuk melakukan verifikasi, klarifikasi, dan pendalaman terhadap dokumen akreditasi serta implementasi standar mutu program doktoral.
Fokus asesmen mencakup lulusan, kompetensi akademik, tata kelola, kurikulum, publikasi ilmiah, kerja sama akademik, serta dampak program studi bagi pengembangan ilmu syariah dan masyarakat.
Rektor Prof. Silfia Hanani membuka asesmen secara resmi pada Senin (03/11/2025). Dalam arahannya, ia menegaskan bahwa akreditasi bukan hanya capaian administratif, tetapi cerminan komitmen institusi terhadap kualitas dan kontribusi keilmuan.
“Sebagai program doktor yang relatif baru, kami memaknai asesmen ini sebagai momentum untuk menguatkan fondasi mutu. Kami terus membangun tradisi akademik yang kuat, tata kelola yang solid, serta ekosistem penelitian yang produktif. Masukan dari para asesor tentu sangat kami harapkan sebagai pijakan untuk menyempurnakan langkah ke depan,” ujar Rektor.
Kegiatan berlangsung di bawah koordinasi Direktur Pascasarjana, Prof. Nunu Burhanuddin, ketua prodi S3 Ilmu Syariah Prof. Nofiardi, dengan dukungan jajaran pimpinan universitas, para dekan, kepala unit, stakeholder, mitra eksternal, serta mahasiswa sebagai user.
Dalam arahan asesmen, para asesor menegaskan pentingnya konsistensi mutu, perencanaan akademik berkelanjutan, serta outcome lulusan.
Prof. Imam Yahya menyoroti pentingnya kesinambungan akademik dan kontribusi nyata lulusan. “Kami ingin melihat bagaimana program ini memastikan lulusan berkontribusi dalam pengembangan keilmuan dan penyelesaian isu-isu masyarakat. Relevansi riset, jejaring ilmiah, serta kualitas publikasi menjadi indikator penting,” jelasnya.
Sementara itu, Prof. Ahmad Tholabi menekankan aspek tata kelola dan budaya mutu. “Akreditasi memastikan bahwa setiap proses berjalan sistematis, terdokumentasi, dan berdampak. Yang kami lihat bukan hanya ketersediaan sarana, tetapi bagaimana semua instrumen bekerja efektif untuk menghasilkan luaran akademik yang kuat,” ungkapnya.
Sepanjang kegiatan, berbagai aspek pengelolaan program dievaluasi secara komprehensif, mulai dari relevansi visi akademik, kualitas proses pembelajaran, hingga dukungan sumber daya dan sistem penjaminan mutu.
Diskusi berlangsung konstruktif, memberikan ruang untuk mempertegas orientasi pengembangan dan memastikan setiap langkah selaras dengan standar doktoral serta kebutuhan perkembangan keilmuan kontemporer.
Direktur Pascasarjana Prof. Nunu Burhanuddin menyampaikan bahwa seluruh komponen prodi telah disiapkan dengan matang dan berbasis perkembangan mutu berkelanjutan.
“Kami memastikan seluruh data akurat, terukur, dan menggambarkan progres nyata. Asesmen ini adalah bagian dari perjalanan panjang menuju keunggulan, dan kami siap menindaklanjuti setiap masukan. InsyaAllah, predikat unggul adalah target yang kami persiapkan dengan kesungguhan,” tutupnya. (*Humas UIN Bukittinggi/WA)
