Nasionalisme Ditengah Wabah Covid-19

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Bukittinggi, Rabu 20 Mei 2020. Virus Covid-19 yang berasal dari kota Wuhan yang penularan human to human telah sampai ke Indonesia, telah terkonfrmasi positif Covid-19 lebih dari 19.000 jiwa per-hari ini, untuk menyikapi dan sebagai langkah pemberantasan penyebarannya dengan di keluarkannya kebijakan pemerintah dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ditempat keramaian seperti; pasar, rumah ibadah, dan diterminal angkutan umum ,yang memaksa para penduduk untuk melakukan Social Distancing dan psyhical distancing antar individu sebagai langkah untuk menekan wabah Covid-19 ini. Tapi pada kenyataan kita masih bisa melihat banyak keramaian lalu Lalang tanpa mengikuti dan menerapkan himbauan pemerintah untuk mengatasi wabah Covid-19. Bagaimana seharusnya kita sebagai masyarakat dalam menyikapi himbauan dan aturan yang telah disampaikan pemerintah? masih adakah rasa nasionalis ketika masyarakat tidak mengikuti aturan pemerintah? Dengan terjadinya wabah ini bukankah seharusnya masyarakat harus lebih saling menjaga dan mendukung apapun yang menjadi keputusan pemerintah sebagai wujud rasa nasionalis terhadap negara ?

Untuk merespon dari permasalahan diatas, bertepatan dengan tanggal 20 Mei yang diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional, Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Bukittinggi yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Bukittinggi mengadakan Webinar pertamanya dengan tema “Nasionalisme ditengah Wabah Covid-19”. Acara ini menghadirkan narasumber Dr. H. Darul Ilmi S.Ag. M.Pd (Dosen Pendidikan sekaligus wakil dekan 2 FUAD IAIN Bukittinggi), Hilma Pami Putri, M.Pd (Dosen Bahasa Inggris dan kepala pusat penelitian dan penerbitan LP2M IAIN Bukittinggi) dan Nofri Andy N, MA. Hum (Dosen Ilmu Hadist dan staff LP2M IAIN Bukitinggi). Dipandu oleh moderator Muhammad Rizky Silaban (Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam IAIN Bukittinggi). Kegiatan ini mendapatkan partisipan dari berbagai elemen masyarakat, terutama Mahasiswa yang berasal dari pulau Sumatera dan Pulau jawa, dengan jumlah peserta yang terdaftar sebanyak 120 partisipan. (Humas IAIN Bukittinggi)

Aksesibilitas