Trauma Healing Bagi Anak Pasca Bencana di Paninggahan

Bukittinggi (Humas)_UIN Bukittinggi melalui Tim Trauma Healing Dosen UIN Bukittinggi melaksanakan trauma healing dan pendampingan psikososial bagi anak-anak terdampak bencana di Nagari Paninggahan, Solok, demi pemulihan mental dan spiritual (22/12/2025).

Kegiatan Trauma Healing diikuti sekitar 40 peserta dari tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini berlangsung penuh keceriaan, diwarnai dengan permainan edukatif, ice breaking, hingga aktivitas ekspresif yang dirancang untuk membantu anak-anak menyalurkan emosi dan membangun kembali rasa percaya diri. Ketua Tim Trauma Healing, Dr. Wedra Aprison, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab moral dan akademik UIN Bukittinggi. “Trauma healing bukan sekadar intervensi psikologis, melainkan wujud nyata empati akademisi dalam merespons krisis sosial. Tim ini terdiri dari dosen lintas disiplin ilmu yaitu  Dr. Hj. Alfi Rahmi, Dr. Hidayani Syam, Dr. H. Januar, Ali Rahman, M.H., Dr. Ulva Rahmi, Reflinda, M.Pd, Dr. Deswalantri, Genta Sakti, M.A, Dr. Salmi Wati dan Eliza, M.Pd.” ujar Dr. Wedrison.

Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Dr. Silfia Hanani, memberikan apresiasi tinggi atas keterlibatan para dosen dalam kegiatan ini. “UIN Bukittinggi senantiasa berkomitmen hadir di tengah masyarakat, tidak hanya sebagai institusi akademik, tetapi juga sebagai penggerak kepedulian sosial. Kami bangga atas dedikasi para dosen yang terlibat langsung di lapangan, membawa semangat healing dan harapan bagi anak-anak,” tutur Rektor. Ia berharap kegiatan ini menjadi gerakan trauma healing berkelanjutan di berbagai daerah terdampak bencana.

Dalam sesi kegiatan Trauma Healing tersebut, anak-anak diajak mengekspresikan perasaan melalui permainan, tanya jawab reflektif, dan komunikasi penuh empati. “Anak-anak memiliki cara unik dalam merespons trauma. Pendekatan yang dilakukan terhadap anak-anak pasca bencana bertujuan untuk membangun rasa aman dan menumbuhkan kembali harapan mereka,” jelas Dr. Hj. Alfi Rahmi.

Sementara itu, Dr. Hidayani Syam, menekankan pentingnya pendampingan psikososial pascabencana sebagai upaya membentuk ketahanan mental anak. “Trauma jika tidak ditangani dengan baik akan berdampak jangka panjang. Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan bahwa mereka tidak sendiri, ada orang dewasa yang peduli dan siap mendampingi mereka kembali pulih,” ungkapnya. Ia juga mengapresiasi keterlibatan orang tua dan guru dalam kegiatan ini sebagai kekuatan utama dalam menciptakan lingkungan yang suportif.

Kegiatan Trauma Healing tersebut dihadiri Wali Nagari Paninggahan Chandra Hermiyanto, Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Paninggahan Eviyarman, S.Pd serta para majelis guru SDN 2 Paninggahan, yang turut memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan.

Wali Nagari Paninggahan, Chandra Hermiyanto membuka acara Trauma Healing dan dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kehadiran Tim Trauma Healing UIN Bukittinggi. Menurutnya, ini adalah kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya anak-anak yang tengah berjuang mengatasi dampak psikologis pascabencana. “Semoga kegiatan ini memberikan semangat baru bagi anak-anak kami untuk kembali ceria dan berprestasi,” ucapnya.

Melalui kolaborasi antara akademisi, tokoh adat, pemerintah nagari, dan institusi pendidikan lokal, kegiatan Trauma Healing ini dapat memperkuat posisi UIN Bukittinggi sebagai perguruan tinggi yang tanggap bencana dan berpihak pada masyarakat. Tim berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di wilayah lain yang membutuhkan. “Kami akan terus hadir di tengah masyarakat, membawa ilmu, nilai-nilai kemanusiaan, dan pengabdian sebagai bagian dari misi besar UIN Bukittinggi,” ungkap Dr. Wedra Aprison.

 

Kontributor : Dr. H. Januar

(TimHumas/NZ)

Aksesibilitas