“Saya Membaca, Maka Saya Tahu” kini banyak jalan untuk pintar dan untuk hebat, tidak hanya lagi ditentukan oleh bagaimana kita duduk dan mendengar di ruangan-ruangan kelas, tetapi ruangan kelas itu sekarang sudah diperlapang dengan ruangan dunia. Rasanya sangat jauh tertinggal jika kita masih mensatu-satukan ruangan kelas sebagai tempat pintar, untuk hebat dan seterusnya.
Tidak, kini ruangan kelas bukan satu-satunya tetapi salah satu dari sekian sarana yang memintarkan, apalagi diera digitalisasi sekarang dunai adalah ruangan kelas kita, sarananya banyak bisa dipilih tinggal berselancar di ruangan tanpa batas. Jangan cukupkan di kelas saja.
Begitu pula kalau pergi keperpustakaan, jangan hanya tertumpu kepada pencarian buku-buku ditata rapi dirak-rak, jangan cukup puas dengan buku yang ditemukan, buku saja tidak cukup rasanya untuk menjadikan satu referensi, bacaan. Tapi harus cari literatur-literatur lainnya selain sumbernya buku tercetak itu.
Perpustakaan rasanya “jadul” jika hanya di dalamnya rak-rak buku, tataan buku-buku, jika tidak ada fasilitas penambah gizi selain dari buku-buku yang di rak-rak itu. Jika ini saja di perpustakaan tentu perpustakaan jauh dari harapan psikologis generasi yang dihadapi, mungkin perpsutakaan lengang dan tak berpendatang.
Perpustakaan juga harus memiliki fasilitas lain, perpustakaan harus punya akases-akses mendunia, tentu disinilah pentingnya salah satu adanya penyedian akses-akses pada jurnal. Perpustakaan UIN Bukittinggi, salah satunya berupaya untuk memuaskan mahasiswa dan akademisi untuk cukup “gizi” dalam menyuburkan pertumbuhan keilmuannya, dengan menyediakan layanan-layanan akases jurnal yang terkenal reputasinya.
Diantara artikel-artikel yang bisa diakses melalui jurnal langganan Perpustakaan UIN Bukittinggi adalah jurnal yang dikelola oleh CAMRIDGE, JSTOR, OXFORD ACADEMIC, TAYLOR FRANCIS, EMERALD, silakan dilayari di www.perpus.uinbukittinggi.ac.id . Sarana ini, bagi kita akademik sebagai daya tambah gizi untuk menyuburkan daya akademik kita. Oleh sebab itu berlayarlah, raup dan jemput ilmu itu sebanyak-banyak disarana itu.
Bagi dosen, tentu ini merupan daya tambah refrensi dan daya tambah bantu yang menyuburkan kepakaran, mengemukan kuasa akademiknya dan setersunya. Berlayarlah, bacalah dan rakuslah kepada bahan bacaan itu. Suport dan motivasi mahasiswa kita untuk menggemukan kuasa akademiknya, populerkan membaca dengan mengakases yang mendunia itu.
Initulah yang saya maksudkan dalam sambutan dan arahan saya ketika Perpustkaan UIN Bukittinggi mensosialisasikan produk-produknya. Saya mendorong kita semua, mencari akses-akses yang dapat menggemukan gizi keilmuan dan seklaigus untuk menambah daya tarik dan dampak perpustkaan.
Kepada pustakawan, selalulah menjadi pelayan dan pengayaan sarana perpustakaan. Berinovasilah terus, sehingga perpustkaan tidak hanya “gudang buku” yang berak-rak, tetapi buku yang bertebaran diruangan hampa yang bisa diakses dimana dan kapan pun. Jadi tidak masalah perpsutakaan kecil, tetapi isinya seluas dunia. Begitu pula dengan kita, mari rakus dengan bahan bacaan, manfaatkan sarana akses bergisi yang ditawarkan perpustkaan itu.