Bukittinggi(Humas)— Di tengah kesejukan Lembah Harau yang menjulang dan deburan angin Puncak Lawang, Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi menghadirkan sebuah tradisi baru dalam diplomasi budaya. Bertajuk Minangkabau Talk 2025, program ini mengangkat tema kuat: “Exploring the Philosophy of Alam Takambang Jadi Guru” — sebuah filosofi yang mengajarkan manusia untuk belajar dari alam.

Minangkabau Talk bukan sekadar perjalanan menikmati keindahan alam Minangkabau, tapi ia adalah perjalanan intelektual dan kultural.  Peserta diajak menjelajahi ikon budaya dan alam Minangkabau. Dari Lembah Harau, Panorama Puncak Lawang, Danau Maninjau, Museum Buya Hamka, hingga ke Nagari Tuo Pariangan dan Istana Basa Pagaruyung, setiap langkah menjadi pelajaran hidup yang membumi dan universal.

Dok. Mahasiswa UPM Bersama Akademisi UIN Bukittinggi dalam Kegiatan Minangkabau Talk 2025

 Kepala Pusat Hubungan Internasional UIN Bukittinggi, Dr.Irwandi, mengatakan Minangkabau Talk adalah bagian dari upaya strategis kampus dalam melakukan internasionalisasi melalui diplomasi budaya.

 “Program Minangkabau Talk 2025  telah dimulai sejak April 2025 bersama mahasiswa dan dosen dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM),” jelas Irwandi. Pada 2-6 Agustus 2025, lanjutnya,mahasiswa dari Universiti Putra Malaysia (UPM) bergabung, dan di September mendatang, giliran peserta dari Universiti Islam Selangor (UIS). “Ini adalah rangkaian diplomasi budaya berkelanjutan yang menghubungkan Minangkabau dengan dunia,” terangnya.

Minangkabau Talk mengajak peserta tidak hanya mempelajari teori budaya, tapi meresapi filosofi hidup Minangkabau secara langsung, sesuai nilai “Alam Takambang Jadi Guru” — bahwa alam adalah guru terbaik yang mengajarkan keseimbangan, harmoni, dan kearifan.

Sejumlah akademisi terkemuka dalam kajian budaya dan adat Minangkabau dari UIN Bukittinggi hadir sebagai narasumber dalam perjalanan ini, antara lain Dr. Muhiddinur Kamal, Gusril Basir, MH, Ali Rahman, MH, Dr. Irwandi, dan Dr. Arman Husni. Mereka mengupas tuntas nilai adat dan agama yang membentuk jati diri Minangkabau, sambil membuka dialog lintas budaya dengan peserta internasional.

Diskusi berlangsung di tempat-tempat bersejarah dan alami, menjadikan pembelajaran terasa hidup dan kontekstual.

Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Dr. Silfia Hanani, menegaskan bahwa Minangkabau Talk 2025 bentuk ekspresi nyata dari diplomasi budaya dan upaya internasionalisasi kampus.

“Minangkabau Talk  ini adalah cara kami membawa kearifan lokal Minangkabau ke ranah global. Melalui filosofi alam yang mengajarkan keseimbangan dan kebijaksanaan, kami berharap nilai-nilai luhur ini dapat menjadi kontribusi nyata dalam membangun perdamaian dan toleransi dunia,” jelas Silfia Hanani yang juga Sosiolog Indonesia  yang terkenal dengan bukunya Surat:Aset Lokal yang Tercecer.

Dok. Pengenalan Budaya Minangkabau kepada Mahasiswa UPM Malaysia pada Pergelaran Minangkabau Talk 2025

Minangkabau Talk 2025 adalah diplomasi  budaya ala UIN Bukittinggi yang menghubungkan manusia dengan Tuhan melalui tadabbur alam dan mengeratkan hubungan sesamanya. Dari kaki Gunung Marapi hingga pesona Istana Pagaruyung, peserta diajak menyerap pesan alam dan adat, menjadikan diplomasi bukan hanya soal kata, tetapi juga pengalaman.

Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, nilai Alam Takambang Jadi Guru menjadi pengingat abadi: bahwa dari alam dan budaya, kita dapat belajar untuk hidup berdampingan dengan bijak.

Lewat Minangkabau Talk, UIN Bukittinggi mengirim pesan jelas ke dunia — bahwa kekayaan budaya Indonesia adalah jembatan damai yang terbuka bagi siapa saja yang mau belajar dan berbagi.(Humas UIN Bukittinggi/YH)

*Kontributor: Irwandi

Aksesibilitas