Workshop Kurikulum OBE Prodi Sejarah Peradaban Islam

Bukittinggi, 30 Juni 2025 — Program Studi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi menyelenggarakan workshop kurikulum bertajuk “Dekolonisasi Kurikulum Sejarah: Redesain Kurikulum Berbasis Outcome dengan Penerapan Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Capaian Pembelajaran.” Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya strategis Prodi SPI dalam melakukan pembaruan kurikulum yang lebih kontekstual, responsif terhadap kebutuhan zaman, dan selaras dengan visi UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.

Workshop yang diadakan hybrid, di Aula Lt. 3 FUAD dan online ini dihadiri oleh para dosen, mahasiswa, alumni, serta stake holder dan pengguna lulusan yang semuanya berperan dalam pengembangan kurikulum Prodi SPI FUAD UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Dr. Awalia Rahma, M.A yang merupakan Dewan Pembina Asosiasi Prodi Sejarah Islam se-Indonesia (APSII) dan Dosen di Prodi Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah.

Dalam sambutannya, Dekan FUAD, yang diwakili oleh Wakil Dekan 1 Dr. Zulfan Taufik, M.A.Hum, menyampaikan bahwa workshop ini merupakan momentum penting untuk mendesain ulang kurikulum sejarah dengan masukan dari narasumber yang ahli dan pakar di bidang Sejarah Peradaban Islam. “Kita ingin pengembangan kurikulum di Prodi SPI tidak hanya berorientasi pada capaian akademik semata, tetapi juga memperkuat nilai-nilai lokal dan merespons kebutuhan zaman melalui pendekatan berbasis luaran” ujarnya.

Ketua Prodi Sejarah Peradaban Islam, Suriani, M.A yang berperan sebagai moderator,  menyatakan “Kurikulum yang kita susun bersama harus bisa memastikan bahwa setiap lulusan tidak hanya memahami sejarah dalam konteks global, tetapi juga mampu menempatkan sejarah lokal sebagai sumber pengetahuan, inspirasi, dan transformasi sosial dengan memberikan porsi SKS yang sesuai untuk tiap Profil Lulusan”.

Dr. Awalia Rahma, MA, menegaskan bahwa draft awal yang disampaikan sudah menunjukkan kekuatan dalam berbagai aspek, namun dalam perancangan kurikulum Prodi SPI harus menunjukkan kesesuaian dengan visi dan misi universitas maupun fakultas. Ia menyampaikan: “Kurikulum Prodi SPI harus selaras dengan visi universitas untuk menjadi institusi yang religius, profesional, dan internasional, tetapi tetap berpegang pada nilai-nilai kearifan lokal”.

Selanjutnya, ada empat rekomendasi strategis yang narasumber sampaikan dalam redesain kurikulum SPI ke depan, yang pertama Integrasi Teknologi – Mendorong penggunaan teknologi digital untuk menunjang pembelajaran dan riset sejarah peradaban Islam. Kedua, Kolaborasi Interdisipliner – Mengembangkan kerja sama lintas ilmu untuk memperkaya perspektif historis dan analisis budaya Islam. Ketiga, Pembelajaran Eksperiensial – Menghadirkan pengalaman belajar di luar ruang kelas melalui eksplorasi langsung terhadap situs sejarah dan sumber budaya lokal. Dan keempat Penilaian Komprehensif – Menerapkan sistem evaluasi yang beragam dan terukur guna mengakomodasi berbagai capaian pembelajaran mahasiswa.

(*TimHumas_NZ)

Aksesibilitas