Serial Bedah Buku: Pemberdayaan Santri Karya Dosen FUAD Tomi Hendra

Photo: Istimewa

Bukittinggi. Jumat, 3 Maret 2023. Episode Bedah Buku organisasi FUAD Book Club terus bergulir. Memasuki serial ketiga, kali ini giliran Buku yang bertajuk “Pemberdayaan Santri: Membangun Kemandirian dan Kecakapan Kaum Muda Muslim Millenial” karya dosen Fakultas Ushuluddin Adan dan Dakwah Tomi Hendra, M. Sos diulas secara tuntas.

Kegiatan Bedah Buku dilaksanakan di Gedung Egypt lantai III pukul 09.00 WIB. Seperti Bedah Buku sebelumnya, pembedah yang hadir berasal dari sesama rekan dosen FUAD, Penmardianto dan Muallim Lubis. Moderator kegiatan Bedah Buku dipandu oleh Desi Syafriani. Turut hadir mahasiswa selingkup UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.

Buku sebagai jendela dunia adalah peribahasa yang akrab di telinga kita. Melalui kegiatan Bedah Buku ini, para peserta tidak hanya mengulas isi buku dalam bahasa yang lebih ringkas, tapi juga mengevaluasi dan memberikan masukan bermanfaat mengenai kelebihan maupun kekurangan buku. Lebih jauh dari sekedar mengetahui isi, pembaca juga mendapatkan wawasan dan ilmu pengetahuan.

Dok: Suasana Kegiatan Bedah Buku FUAD Book Club

Buku Pemberdayaan Santri ini merupakan hasil riset yang telah dirampungkan oleh penulis beberapa waktu silam. Lewat Buku ini, Tomi Hendra menyajikan sebuah temuan tentang upaya Pesantren memberikan edukasi menyeluruh dan lengkap kepada para santri.

Perlu digarisbawahi, pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama dan Ubudiyah saja, melainkan juga mengajarkan banyak hal termasuk konteks Manajemen Perekonomian dan Kreatifitas. Pesantren dinilai sebagai Lembaga pendidikan strategis dan potensial, dimana pesantren bisa menjadi tempat pengembangan nilai-nilai kepribadian Islami. Pendidikan karakter juga tak luput dari sasaran pengajaran pesantren. Hasil akhir dari pendidikan dan pengajaran Pesantren menyasar kepada tercapainya perkembangan intelektual dan spiritual santri.

Wakil Dekan I, Junaidi, turut menanggapi tentang pergeseran kebiasaan yang terjadi pada santri terdahulu dengan era sekarang ini. Beliau menyampaikan bahwa santri sekarang cenderung dimanjakan dengan fasilitas mewah seperti catering, laundry, serta layanan yang memudahkan lainnya. Semoga dengan keberadaan buku ini bisa mengembalikan marwah pengajaran Pesantren yang sesungguhnya. Dimana kemandirian termasuk ke dalam aspek utama pendidikan karakter yang dibentuk untuk santri.

Keberadaan buku ini memiliki andil dalam penyebarluasan informasi dan edukasi terhadap masyarakat luas. Buku ini menyampaikan bahwa keberadaan Pesantren menjadi sarana pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh santri sebagai generasi muda milenial. Partisipasi anak muda sebagai penerus bangsa yang berwawasan luas dengan didikan karakter islami bisa memberikan dampak besar terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa. (*Humas UIN Bukittinggi)

Aksesibilitas